Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2015, 15:11 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Budaya orang Indonesia adalah budaya makan. Bagaimana kita dapat mengetahuinya? Coba cek jejaring sosial masing-masing. Mungkin kebanyakan dari kolega Anda sedang sibuk update status di jejaring sosial mereka dengan jajanan baru yang baru mereka temui.

Bisa jadi berupa nasi goreng hangat dari gerobak yang dimasak oleh abang-abang yang sudah hafal pesanan pelanggan dari luar kepalanya sendiri atau ragam kuliner asing yang terlihat unik yang disiapkan dari dapur internasional di dalam pusat perbelanjaan.

Keaneka-ragaman ini pula yang membuat perhelatan EATJKT kembali hadir tahun ini. EATJKT 2015 diselenggarakan oleh Qraved, portal kuliner serta situs reservasi restoran di Jakarta. EATJKT 2015 adalah event 30 hari dengan partisipasi 100 kios makan di kota Jakarta yang akan memberikan promo spesial kepada para pelanggan. EATJKT 2015 mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2015.

Mulai dari makanan fusion, western, hingga masakan khas Indonesia, 100 restoran yang berpartisipasi siap mengangkat wajah Jakarta yang sudah terkenal dengan kulinernya yang beragam. Beberapa di antaranya adalah Potato Head, Altitude, Riva, Mama Rosy, Cafe Sirih Resto dan masih banyak lagi.

Inisiatif kuliner ini tidak hanya memuat nama restoran-restoran yang populer di Jakarta, namun juga mendukung usaha pemasok bahan baku lokal ke dalam restoran. “Dengan misi untuk mendukung para pemasok lokal, kami menggunakan bahan mentah dan rempah yang dibiakkan dan dijual di Indonesia. Kami percaya kunci dari makanan yang lezat di tiap restoran adalah bahan segar,” ungkap Janne Mulia dari IND.USTRIE, salah satu kafe partisipan EATJKT 2015, seperti termuat dalam siaran pers.

Dengan semangat mengangkat wajah kuliner kota Jakarta, EATJKT juga berharap Jakarta akan lebih dikenal menjadi ibukota kuliner yang tidak kalah bersaing dengan negara-negara lainnya. Hal ini juga positif ditanggapi dengan beberapa peserta yang melihat perkembangan pesat kuliner di Jakarta dan beraneka ragam penduduknya.

“Jakarta adalah Jantung Indonesia. Dikenal sebagai metropolitan, kota ini menyerap segala macam budaya dan segmen.” tambah Janne. 

Sedangkan pemilik dari Oasis Grand Rijstaffel Heritage Restaurant, James Edward de Reve menyatakan berapa beruntungnya ia karena berkesempatan tinggal di kota seunik Jakarta. “Jakarta ada kota yang dipenuh oleh banyak pengaruh baik dari dalam negeri maupun seputaran dunia.  Di bisnis kami, kami melayani mereka yang banyak gerak di kota ini,” ungkapnya.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai informasi acara ini, bisa langsung mengunjungi situs resmi EATJKT 2015 dan akun resmi Qraved di Twitter maupun Instagram. (*)

Budaya orang Indonesia adalah budaya makan. Bagaimana kita dapat mengetahuinya?  Coba cek jejaring sosial masing-masing. Mungkin ada kebanyakan dari kolega Anda sedang sibuk mengupdate status Path mereka dengan jajanan baru yang baru mereka temui. Baik di nasi goreng hangat dari gerobak yang dimasak oleh abang-abang yang sudah hafal pesanan pelanggan dari luar kepalanya sendiri, atau pula ragam kuliner asing yang terlihat unik yang disiapkan dari dapur internasional di dalam pusat perbelanjaan.

 

Keaneka-ragaman ini pula yang membuat perhelatan EATJKT menuai sukses tahun kemarin.

 

Akhirnya, event kuliner akbar yang ditunggu-tunggu akan menyapa kembali. Apa lagi kalau bukan EATJKT 2015 yang diselenggarakan oleh Qraved, portal berita kuliner modern serta situs reservasi restoran di Jakarta. EATJKT 2015 adalah event 30 hari dimana 100 kios makan di kota Jakarta akan memberikan deal yang mantap kepada para pelanggan.  EATJKT 2015 mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2015.

 

Mulai dari makanan fusion, western hingga masakan khas Indonesia, 100 restoran yang berpartisipasi siap mengangkat wajah Jakarta yang sudah terkenal dengan kulinernya yang beragam. Beberapa diantaranya adalah Potato Head, Altitude, Riva, Mama Rosy, Cafe Sirih Resto dan masih banyak lagi.

 

Inisiatif kuliner ini tidak hanya memuat nama restoran-restoran yang populer di Jakarta sebut saja, namun juga mendukung usaha pemasok bahan baku lokal ke dalam restoran. 

 

“Dengan misi untuk mendukung para pemasok lokal, kami menggunakan bahan mentah dan rempah yang dibiakkan dan dijual di Indonesia. Kami percaya kunci dari makanan yang lezat di tiap restoran adalah bahan segar,” begitu ujar Janne Mulia dari IND.USTRIE, salah satu kafe partisipan EATJKT 2015.

 

Dengan semangat mengangkat wajah kuliner kota Jakarta, EATJKT juga berharap Jakarta akan lebih dikenal menjadi ibukota kuliner yang tidak kalah bersaing dengan negara-negara lainnya. Hal ini juga positif ditanggapi dengan beberapa peserta yang melihat perkembangan pesat kuliner di Jakarta dan beraneka ragam penduduknya yang penuh personaliti.

 

“Jakarta adalah Jantung Indonesia. Dikenal sebagai metropolitan, kota ini menyerap segala macam budaya dan segmen.” tambah Janne.  Sedangkan pemilik dari Oasis Grand Rijstaffel Heritage Restaurant, James Edward de Reve menyatakan berapa beruntungnya ia karena berkesempatan tinggal di kota seunik Jakarta. “Jakarta ada kota yang dipenuh oleh banyak pengaruh baik dari dalam negeri maupun seputaran dunia.  Di bisnis kami, kami melayani mereka yang banyak gerak di kota ini.”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Perayaan Tahun Baru 2024 di Shibuya di Jepang Diperketat

Perayaan Tahun Baru 2024 di Shibuya di Jepang Diperketat

Travel Update
Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Travel Update
Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Travel Update
5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

Jalan Jalan
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala 'Gadis Kretek'

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala "Gadis Kretek"

Hotel Story
Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Travel Update
Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Travel Update
Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Travel Update
4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

Jalan Jalan
Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Travel Update
PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

Travel Update
LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

Travel Update
Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Travel Update
Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Jalan Jalan
Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com