Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/06/2015, 09:31 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Kota Bima, Nusa Tenggara Barat adalah Istana Kesultanan Bima. Kompleks istana yang pernah ditempati salah satu sultan ternama di Bima, yakni Sultan Muhammad Salahuddin itu, menyimpan banyak informasi historis tentang Bima di masa lampau dan kisah Presiden pertama RI Soekarno yang pernah dua kali berkunjung ke sana.

Istana Kesultanan Bima terletak di Jalan Sultan Ibrahim Nomor 2 Kota Bima. Kini, sebagai museum, Istana Kesultanan Bima lebih dikenal dengan nama Museum Asi Mbojo. Mbojo sendiri merupakan sebutan bagi warga Bima.

Kompleks Istana Kesultanan Bima dikelilingi oleh taman-taman yang beberapa di antaranya terdapat meriam peninggalan zaman Belanda. Di halaman depan, ada tiang bendera yang bentuknya menyerupai layar kapal sehingga bendera diikatkan pada sebuah tali yang miring layaknya tali penyangga pada layar kapal.

KOMPAS.COM/ANDRI DONNAL PUTERA Tampak tiang bendera di halaman kompleks Istana Kesultanan Bima yang menyerupai layar kapal, Selasa (9/6/2015).
"Di sana masyarakat Bima mengadakan upacara kenaikan bendera Merah Putih untuk pertama kalinya setelah kemerdekaan, tanggal 31 Oktober 1945," kata Kepala Museum Asi Mbojo, Syarifuddin kepada KompasTravel, Selasa (9/6/2015).

Memasuki pelataran istana, akan ada sebuah pintu besar sebagai pintu utama tempat wisatawan masuk. Di lantai dasar, ada dua buah papan yang menunjukkan silsilah Kesultanan Bima dari penguasa yang paling awal sampai kerajaan di Bima berubah menjadi kesultanan. Ada nama-nama keturunan Sultan Salahuddin yang pernah menjabat di pemerintahan Kota Bima, termasuk mantan Bupati Bima Ferry Zulkarnaen.

Beranjak ke lantai atas, wisatawan bisa menemui kamar tidur Presiden Soekarno yang terletak di sebelah kanan tidak jauh dari tangga. Di dalam kamar tidur Soekarno, ada sebuah tempat tidur yang ditutup oleh tirai putih transparan. Ada juga sebuah meja dan kursi yang beberapa bagiannya dilapisi oleh kain tenun khas Bima. Dua potret wajah Soekarno pun dibingkai rapi dan dipasang di dinding.

KOMPAS.COM/ANDRI DONNAL PUTERA Sejumlah meriam peninggalan Belanda di halaman kompleks Istana Kesultanan Bima atau Museum Asi Mbojo, Nusa Tenggara Barat, Selasa (9/6/2015).
"Pak Soekarno dulu tidur di sini. Beliau dekat sekali dengan Sultan. Soekarno juga dulu itu berguru kepada Sultan," tambah Syarifuddin.

Tidak ada bagian dari kamar Soekarno yang diubah sedikit pun, kecuali beberapa bagian yang dicat ulang sesuai dengan warna aslinya. Soekarno pernah dua kali menginap di kamar tersebut yang diperkirakan dulunya merupakan kamar anak pria, yakni tahun 1933 dan 1950.

Di lantai dua, selain kamar Soekarno, ada ruangan lain yang dinamakan kamar anak pria, kamar anak perempuan, kamar keterampilan, dan ruang kerja sultan. Di semua kamar tidur maupun kamar keterampilan, disediakan meja dan kursi. Berbeda dengan ruang kerja sultan yang sama sekali tidak ada kursi dan meja, hanya satu buah lemari dengan kaca dan beberapa laci.

"Sultan memang kerja di lantai. Ada tamu, sultan ajak duduk di lantai. Sultan dulu suka sekali dengan istilah berdiri sama tinggi duduk sama rendah, jadi tidak ada yang lebih tinggi, semuanya sama," terang Syarifuddin sambil memperlihatkan isi ruangan yang berlantaikan kayu jati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

7 Aktivitas di Taman Kyai Langgeng Magelang, Bisa Lihat Tanaman Langka

7 Aktivitas di Taman Kyai Langgeng Magelang, Bisa Lihat Tanaman Langka

Jalan Jalan
Jelang Hari Batik Nasional, Kunjungi 8 Museum Batik di Indonesia

Jelang Hari Batik Nasional, Kunjungi 8 Museum Batik di Indonesia

Jalan Jalan
5 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pilih Tempat yang Pas

5 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pilih Tempat yang Pas

Travel Tips
5 Jenis Tempat Wisata yang Pas Dikunjungi Saat Cuaca Panas

5 Jenis Tempat Wisata yang Pas Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Travel Tips
Asal Usul Nama Lubang Buaya, Lokasi Peristiwa G-30-S Tahun 1965

Asal Usul Nama Lubang Buaya, Lokasi Peristiwa G-30-S Tahun 1965

Jalan Jalan
Antisipasi Antrean Panjang, Ada Buka-Tutup di Gate Masuk KAI Expo 2023

Antisipasi Antrean Panjang, Ada Buka-Tutup di Gate Masuk KAI Expo 2023

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Terkini

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Terkini

Travel Update
3 Kota Ini Jadi Destinasi Favorit dalam KAI Expo 2023, Ada Yogyakarta

3 Kota Ini Jadi Destinasi Favorit dalam KAI Expo 2023, Ada Yogyakarta

Travel Update
Cuaca Sedang Panas, Ini Destinasi Wisata Sekitar Solo yang Pas untuk Ngadem

Cuaca Sedang Panas, Ini Destinasi Wisata Sekitar Solo yang Pas untuk Ngadem

Hotel Story
Monumen Lokomotif Bersejarah Asal Jerman Jadi Wisata Baru di Jember

Monumen Lokomotif Bersejarah Asal Jerman Jadi Wisata Baru di Jember

Travel Update
Pantai Pasir Padi di Pangkalpinang Kian Bersolek, Ada Area Lesehan

Pantai Pasir Padi di Pangkalpinang Kian Bersolek, Ada Area Lesehan

Jalan Jalan
Melihat Sumur Maut di Monumen Pancasila Sakti, Ketahui 4 Hal Ini

Melihat Sumur Maut di Monumen Pancasila Sakti, Ketahui 4 Hal Ini

Jalan Jalan
Harga Tiket Taman Kyai Langgeng Ecopark Magelang, Gratis 6 Wahana 

Harga Tiket Taman Kyai Langgeng Ecopark Magelang, Gratis 6 Wahana 

Jalan Jalan
Antre 7 Jam demi Tiket Kereta Murah di KAI Expo, Ada yang Menyerah

Antre 7 Jam demi Tiket Kereta Murah di KAI Expo, Ada yang Menyerah

Travel Update
Pembelian Tiket KAI Expo 2023 Ditutup Sementara Akibat Padatnya Pengunjung

Pembelian Tiket KAI Expo 2023 Ditutup Sementara Akibat Padatnya Pengunjung

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com