Imam Reza Hakiki, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Cirebon, Minggu (21/6/2015), di Cirebon, mengatakan, pengoperasian Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) membuat waktu tempuh dari Jakarta atau Bandung hanya sekitar 2,5 jam. Namun, hal itu bisa menjadi bumerang jika Cirebon tidak mengembangkan daya tarik wisata. Orang akan mudah pulang dalam sehari dan tidak menginap di Cirebon. Bisnis hotel dan restoran akan rugi besar,” kata Reza.
Kalangan pengusaha hotel di Cirebon beberapa waktu terakhir ini resah karena okupansi hotel relatif rendah jika dibandingkan dengan banyaknya tempat penginapan serta hotel berbintang dan kelas melati di kota tersebut. Dalam sehari, Cirebon harus dikunjungi 1.500-2.000 pengunjung yang menginap di kota pesisir itu untuk membuat usaha pariwisata, khususnya hotel bisa tetap hidup sehat. Saat ini tercatat lebih dari 50 hotel besar dan kecil di Cirebon.
Saat ini kawasan wisata di Kota dan Kabupaten Cirebon belum terkelola baik. Potensi seni budaya dan kekuatan keraton pun relatif masih lemah dan belum mampu diberdayakan dengan optimal oleh pemerintah daerah setempat. Contohnya Makam Sunan Gunung Jati di Kabupaten Cirebon, yang tidak hanya situs sejarah, tetapi juga situs religi yang berkelas nasional. Para turis dan peziarah dari sejumlah daerah datang ke makam itu Namun, kawasan ini kumuh dan dipenuhi pengemis.
Reza berharap Cirebon tidak lantas jatuh menjadi seperti Cianjur, yang kemudian usaha pariwisatanya mati setelah Tol Cipularang dibangun pada 2005. Pembangunan tol itu membuat perjalanan Bandung-Jakarta tidak lagi harus melalui jalur utama Kota Cianjur-Bandung.
Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis menyadari dampak pembangunan Tol Cipali terhadap perkembangan kota. ”Cirebon menjadi kota wisata adalah salah satu fokus kami. Pembenahan kota tua dalam waktu dekat akan dilakukan. Cepat atau lambat wisatawan akan datang ke Cirebon, terlebih didukung infrastruktur. Tak hanya wisatawan, investor pun akan ke Cirebon,” ujarnya. (REK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.