Jalur selatan Lumajang-Malang
Trek ini biasanya jadi jalur alternatif bagi para pemudik dari kota di Jawa Barat menuju Lumajang, Jember, Banyuwangi atau menyebrang ke Bali dan sebaliknya. Dipilih karena dapat menghemat waktu tempuh sekitar satu jam dibanding jalur Probolinggo-Pasuruan.
Memang, walaupun berkelok menyusuri lereng Gunung Semeru, permukaan jalannya cukup mulus. Namun, pengemudi harus rela menurunkan kecepatan di beberapa titik lantaran jalan menyempit.
Melewati desa Sumberwuluh, kecamatan Candipuro, Lumajang, pengemudi akan menyebrangi jembatan Besuk Kobo’an atau lebih dikenal dengan nama Gladak Perak oleh warga.
Ada dua jembatan di sana, satu jembatan lama buatan Belanda yang sudah tidak digunakan lagi. Satu lagi jembatan beton yang baru selesai dibangun pemerintah pada 2001.
Mitosnya, fondasi jembatan lama dibangun dengan tumbal gelang perak milik seorang penari ledek cantik sebagai penolak bala. Inilah asal muasal nama jembatan “Perak”.
Masih menurut warga setempat, jembatan ini juga terkenal angker. Katanya, dulu tempat ini dijadikan lokasi pembuangan mayat pada masa penumpasan G30S/PKI.
Sementara itu, di sebuah puncak tertinggi jalur selatan Jawa tak jauh dari jembatan, ada tempat bernama ‘Piket Nol’. Di sini pengemudi boleh melipir menikmati keindahan Gunung Semeru. Itu pun kalau cuaca tak berkabut.
Warga sekitar menceritakan bahwa pada masa penjajahan Belanda, Piket Nol merupakan pos pemeriksaan dan penarikan retribusi angkutan hasil bumi dan hutan. Tapi, petugas piket tak pernah ditemukan siap berjaga. Karena itu, munculah sebutan “Piket Nol”.
Asuransi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.