Perahu-perahu buatan mereka ini sekarang kebanyakan berbahan kayu kelepek, madi hirang, lanan dan kasak.
Proses pembuatan perahu ini sangat sulit. Kayunya, ketika masih berupa gelondongan dibakar selama sekitar dua jam agar memuai kemudian terbuka sehingga tak lagi keras. Jika sudah tak terlalu keras, akan mudah membentuknya menjadi badan perahu.
Nah, proses pembakarannya ini dilakukan di daerah Manusup, Kabupaten Kualakapuas, Kalimantan Tengah. Para perajinnya di sana kemudian menjual kerangka perahu yang sudah jadi itu ke para perajinnya di Pulau Sewangi ini.
Satu kerangka dibelinya jutaan rupiah, harganya berbeda-beda tergantung jenis kayunya. Ukuran kelotok yang dibuatnya berbeda-beda. Ada yang sepanjang empat dapa (sekitar delapan meter) dan ada juga yang sepanjang 5,5 dapa. Dapa adalah satuan ukur orang Banjar zaman dulu. Satu dapa itu sepanjang bentangan kedua tangan orang dewasa, diperkirakan sekitar 100 sentimeter.