Tanpa putus mereka terus menolak rencana penambangan Gunung Kendeng. Lelah, jenuh dengan ketidakpastian telah mereka hadapi hingga kini. ”Perjuangan kami mengalir seperti air kadang deras, surut pelan, dan terbentur, tapi saya yakin kejujuran pasti akan datang pada waktunya,” ucap Sukinah sembari menerawang.
Kehadiran para ulama dari pondok pesantren yang turut mengantarkan doa dan salawat warga menjadi percikan yang sejuk di tengah udara panas Rembang. Gus Ubaidillah Ahmad mengatakan, gerakan warga muncul bisa dari perspektif agama dan kebudayaan tanpa harus mengorbankan aspek kemanusiaan.
”Saya kuatkan bahwa di Rembang akan terjadi bahaya yang luar biasa, rusaknya aspek keberagaman dan kebudayaan masyarakat. Contoh kecil industri belum berdiri, di masyarakat sudah terjadi klasifikasi antara pro dan tolak,” ujarnya. (WEN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.