Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Jejak Perjuangan Bangsa di Museum Mandala Bhakti Semarang

Kompas.com - 03/08/2015, 16:21 WIB
Gedung museum sendiri terlihat megah. Gandung menjelaskan, gedung dua lantai itu dibangun Belanda sekitar tahun 1906. Awalnya, berfungsi sebagai Pengadilan Tinggi Belanda. "Saat Belanda berhasil dijatuhkan Jepang, gedung ini digunakan sebagai markas militer Jepang, Kenpetai. Itu sekitar tahun 1942," katanya.

Pasca-kemerdekaan RI, tepatnya mulai tahun 1950, lahan seluas 1 hektare tersebut digunakan sebagai Markas Besar Komando Wilayah Pertahanan II Kodam IV/Diponegoro. Resmi menjadi museum perjuangan Mandala Bhakti Semarang yang dibuka untuk umum tahun 1987.

Museum dua lantai ini dibuka dari Selasa-Jumat, mulai pukul 08.00-14.00. Kunjungan individu tidak dipungut biaya.

Sementara, kunjungan rombongan dikenai biaya untuk dana pelestarian gedung. Gandung berharap, sebelum datang berombongan, pengunjung memberi tahukan rencana kunjungan. Selain itu tersedia pemandu untuk menemani perjalanan anda keliling museum. "Begitu ada museum perjuangan ini, saya ajak anak-anak ke sini. Saya berharap, mereka tahu dan tertarik akan pembelaan negara," ujar Qairanawali, pengunjung asal Medan.

Qairanawali yang mengetahui keberadaan Museum Perjuangan Mandala Bhakti dari mesin pencari di dunia maya itu memang ingin, satu dari ketiga buah hatinya tertarik terjun di dunia militer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com