Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Peranakan yang Tak Lekang Dimakan Waktu

Kompas.com - 16/08/2015, 14:42 WIB
Kontributor Travel, Fira Abdurachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengapa Kopi Peranakan di sebuah kafe di kawasan mewah Pusat Perbelanjaan Grand Indonesia begitu penting untuk disambangi? Ya, karena racikannya sudah mencapai generasi keempat dan rasanya pun tidak berubah.

Kafe ini berdiri sejak 1800an di kawasan pecinan Glodok. Orang mengenalnya dengan sebutan Tek Sun Ho. Ho artinya toko dan Liaw Tek Sun adalah nama pemilik generasi pertama Koffie Warung Tinggi. Sampai sekarang, pilihan biji kopinya masih tetap dipertahankan dengan gaya personal barista kolot pecinta kopi.

Kopi Peranakan adalah kopi yang sederhana. Cukup kopi dan susu kental manis. Kopi susu biasa disebut orang. Bedanya jelas dipilihan biji kopi dan cara penyajiannya. “Kopi Peranakan ini kopinya campuran robusta dan arabika. Makanya rasa pahitnya beda dengan kopi lainnya," ucap Sylvie Komala, Humas Koffie Warung Tinggi kepada KompasTravel.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Kopi susu gaya tubruk di Koffie Warung Tinggi.
Kopi susu beda dengan latte. Keduanya memang campuran kopi dan susu. Kopi susu diracik dengan cara tubruk tanpa mesin espresso. Susunya juga susu kental manis bukan busa susu hasil mesin pemanas susu. Jadi kopi susu ini semua proses dari awal sampai dituang di gelas, semua diracik dengan tangan bukan mesin.

Satu lagi kekhasan Kopi Peranakan adalah cara penyajiannya khas tradisional minum kopi orang zaman dulu. Saat masih panas harus ditunggu dulu sampai bubuk kopinya turun ke dasar gelas. Setelah itu kopi dituangkan ke piring kecil. Tunggu sebentar sampai uapnya hilang, baru kopi susu diseruput dari piring kecilnya, bukan gelasnya.

Bagi sebagian orang mungkin gaya minum seperti ini jadi norak atau tidak sopan. Di Koffie Warung Tinggi, kita tak perlu khawatir. Menyeruput gaya ini justru menjadi kenikmatan tersendiri untuk menikmati kopi.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Kopi Jahe hasil racikan dapur Koffie Warung Tinggi.
Bagaimana dengan rasanya? Jangan ditanya, nikmati sendiri kekuatan kopinya. Pahitnya pas dengan kekentalan susunya. Saking kuatnya, rasa manis susunya menjadi samar. Pahit kopinya tetap merajai setiap tegukan kopinya.

Bagi penggemar kopi gaya espresso, kopi gaya tubruk memberikan rasa khas kopi yang sedikit berbeda tentunya. Yang pasti tekstur kopi gaya tubruk lebih kental dan legit dibanding kopi gaya espresso.

Satu lagi menu kopi yang berbeda  di Warung Tinggi adalah Kopi Jahe. Jahenya bukan air rebusan jahe, perasan air jahe, atau irisan jahe. “Racikan dari dapur sendiri. Jadi kopinya memang sudah dicampur Jahe," kata Sylvie.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Martabak mini Ovomaltin, teman minum kopi di Koffie Warung Tinggi.
Awalnya KompasTravel juga sempat sangsi, mana enak? Ternyata salah, jahenya sangat menyatu dengan kopinya. Panas khas Jahe juga terus tenggelam bersama panasnya kopi yang diteguk. Ada sedikit rasa manis legit di dalamnya padahal racikannya tanpa gula. “Memang dari sananya he-he-he," kata Sylvie.  

Menu teman kopi di Warung Tinggi yang paling direkomendasikan adalah martabak mini Ovomaltin. Ukurannya tidak terlalu besar jadi tidak membuat perut kenyang berlebihan. Dagingnya kenyal dengan wangi mentega yang khas. Saat dicolek, coklat ovomaltin-nya sampai lumer ke bibir.

Tipsnya, minum dan makan menu ini selagi hangat. Jadi, lupakan sejenak kegiatan yang lain. Taruh semua gadget dan apa pun itu. Duduk santai. Nikmati setiap tegukan kopinya sampai bubuk hitam dalam gelasnya terlihat. Di situlah, ujung lidah kita akan berkelana ke dunia kopi yang tak lekang dimakan waktu.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Suasana Koffie Warung Tinggi di kawasan pusat perbelanjaan Grand Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com