Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga dan Sejarah Membaur di Olympia

Kompas.com - 28/08/2015, 18:21 WIB
JERMAN adalah salah satu negara besar di arena olahraga. Kejayaan olahraga Jerman tak hanya terlihat dari prestasi atlet di ajang olahraga bergengsi, seperti Olimpiade dan Piala Dunia. Mereka memiliki tapak lain berupa stadion-stadion nan megah, salah satunya stadion sarat sejarah, Stadion Olympia di Berlin.

Musim panas, seperti awal Agustus lalu, menjadi waktu yang pas untuk mengunjungi Stadion Olympia di wilayah timur ibu kota Jerman ini. Meski suhu udara cukup panas, mencapai 30 derajat celsius, cuaca cerah membuat pengunjung bisa menikmati indahnya pemandangan di dalam dan sekitar stadion.

Stadion Olympia didesain oleh arsitek Jerman, Werner March, ketika Jerman akan menjadi tuan rumah Olimpiade 1936. Sebenarnya, Berlin pernah ditunjuk untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 1916, tetapi batal karena terjadi Perang Dunia I.

Pembangunan stadion akhirnya dimulai pada 1934 ketika Komite Olimpiade Internasional (IOC), pada 1931, kembali menunjuk Berlin untuk menyelenggarakan Olimpiade 1936. Saat menggelar Olimpiade, 1-16 Agustus, stadion ini selalu dipenuhi penonton.

Setelah renovasi pada 2004, Stadion Olympia memiliki kapasitas 74.475 kursi. Meski kapasitas itu berkurang, Olympia adalah stadion sepak bola terbesar di Jerman yang berkategori 4 berdasarkan berbagai indikator infrastruktur versi Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA). Ini adalah kategori berlevel tertinggi.

KOMPAS/YULIA SAPTHIANI Koridor Stadion Olympia di Berlin, Jerman.
Sejak 1963, stadion ini menjadi markas klub sepak bola Hertha BSC, salah satu peserta Bundesliga, kompetisi sepak bola level tertinggi di Jerman.

Olympia juga pernah menjadi tuan rumah berbagai ajang olahraga internasional, di antaranya menjadi tempat digelarnya tiga pertandingan Piala Dunia 1974. Saat Jerman menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006, Olympia menggelar enam pertandingan, termasuk laga final.

Stadion ini juga menggelar Piala Dunia Putri 2011 dan final Liga Champions 2015 ketika Barcelona mengalahkan Juventus. Jejak laga final tersebut masih terlihat dalam poster kedua tim yang dipasang di dinding ruang VIP, awal Agustus. Meja di ruang konferensi pers, di lantai paling bawah, juga masih ditutupi kain bertuliskan Final Liga Champions 2015.

Olympia juga menjadi tempat ketika manusia tercepat di dunia, Usain Bolt, menciptakan rekor dunia lari 100 meter putra dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2009. Di lintasan keempat trek lari berwarna biru—sesuai warna ciri khas Hertha BSC—Bolt menyelesaikan lomba dalam waktu 9,58 detik. Rekor itu bertahan hingga saat ini.

Mempecundangi Hitler

Namun, jauh sebelum Bolt menciptakan rekor dunia, lintasan atletik Olympia juga menjadi tempat terciptanya sejarah, yaitu ketika pelari kulit hitam, Jesse Owens, ”mempecundangi” Adolf Hitler dalam ajang Olimpiade Berlin 1936.

Di depan Hitler, yang duduk di tribune VIP dan dipertahankan hingga saat ini, serta publik Jerman yang memenuhi stadion, Owens mempersembahkan empat medali emas bagi Amerika Serikat, yaitu dari nomor lari 100 meter, 200 meter, estafet 4 x 100 meter, dan lompat jauh.

KOMPAS/YULIA SAPTHIANI Daftar peserta Olimpiade Berlin 1936.
Olimpiade, sebagai pekan olahraga antarnegara terbesar, dijadikan Nazi sebagai alat propaganda. Maka, Hitler sang pemimpin meminta dibangun sebuah stadion besar dan megah. Stadion yang dibangun pada 1934-1936 ini pun bisa menampung hingga 110.000 penonton, yang boleh menonton dengan gratis, pada upacara pembukaan 1 Agustus 1936.

”Hitler meminta stadion yang besar, lebih besar dari stadion yang dipakai untuk Olimpiade sebelum-sebelumnya di negara lain,” kata salah satu pemandu wisata.

Syaratnya, nilai sejarah itulah yang menjadi daya tarik stadion ini bagi wisatawan yang berkunjung ke Berlin. Setelah direnovasi dan dibuka kembali pada 2004, stadion ini dikunjungi 300.000 wisatawan dari berbagai negara setiap tahun.

Stadion Olympia bisa dikunjungi setiap hari dengan waktu berbeda, tetapi umumnya sejak pukul 09.00 atau 10.00 hingga pukul 16.00 atau 17.00 atau 20.00 pada musim panas. Harga tiket bervariasi, mulai 4 euro hingga 7 euro per orang, dengan atau tanpa pemandu wisata. Namun, pengunjung juga harus memperhatikan jadwal, terutama saat klub Hertha BSC bertanding di kandang. Saat Hertha bertanding di Olympia, stadion ditutup untuk kegiatan tur.

KOMPAS/YULIA SAPTHIANI Seorang pemandu wisata menjelaskan seragam tim Hertha Berlin yang bermarkas di Stadion Olympia.
Berbeda dengan sebagian besar stadion, Olympia dibangun dengan konstruksi mengarah ke bawah tanah. Maka, ketika memasuki stadion dari gerbang utama di bagian selatan stadion, kita akan berada di bagian atas tribune penonton yang berketinggian sekitar 20 meter dari lapangan.

Meski berkesan kuno karena bahan bangunan dari batu dipertahankan hingga kini, Olympia layak dikategorikan sebagai salah satu stadion elite di Eropa. Fasilitas yang dibangun begitu lengkap dan terpelihara, mulai dari tribune penonton, ruang VIP (tempat penonton VIP dijamu), ruang ganti untuk atlet yang bertanding, ruang pemanasan, ruang konferensi pers, hingga kolam rendam bagi atlet.

Di salah satu bagian di bawah tanah bahkan terdapat kapel dengan dinding bertuliskan firman Tuhan dalam Alkitab. Uniknya, dinding ini berlapiskan lembaran emas tipis. Saking tipisnya lapisan emas itu, kami pun dilarang menyentuhnya. Selain menjadi tempat berdoa atlet sebelum bertanding, kapel ini banyak disewa publik sebagai tempat pernikahan.

Stadion Olympia memang tak hanya difungsikan untuk kegiatan olahraga, tetapi juga untuk kegiatan lain, salah satunya konser musik. Beberapa artis dengan nama besar tercatat pernah konser di Olympia, di antaranya The Rolling Stones (1990 dan 1995), Guns N’Roses (1992), U2 (1993, 2005, 2009), Michael Jackson (1997), dan Madonna (2008). (YULIA SAPTHIANI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com