Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Proses Pembuatan Batik Cirebon

Kompas.com - 11/09/2015, 08:26 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Proses pembuatan batik Cirebon bisa memakan waktu satu setengah bulan. Terdapat sedikitnya lima tahap untuk menyelesaikan sebuah kain batik. Tahap yang memakan waktu paling lama menurut perajin dan pengusaha batik Cirebon, Gonisa ialah tahap esen-esen dan tembok. "Satu motif bisa satu setengah bulan, makanya harus sabar dan tekun," ujar Gonisa saat diwawancara pada acara Grand Opening Hotel Batiqa Cirebon, Rabu (9/9/2015).

Sambil memantau dua karyawannya yang sedang membatik, Gonisa menjelaskan tahap-tahap membatik khas Desa Trusmi, Cirebon. Sedikitnya ada lima tahap membuat batik, belum termasuk proses penjemuran hingga kering. Proses pertama diawali dengan 'lengreng'. Lengreng adalah tahap menggambar sketsa. Sketsa digambar pada kain putih menggunakan pensil atau alat tulis halus lain. Fungsinya hanya untuk membuat garis pandu dan menampilkan sekilas motif kain.

Setelah lengreng, dilanjutkan dengan proses 'esen-esen'. "Ini adalah salah satu proses yang memakan waktu lama dan butuh ketekunan," kata Gonisa. Garis-garis sketsa yang sudah digambar tadi dipertebal dan diberi detail tambahan dengan canting, alat untuk menggambar batik. Tinta canting disebut 'malam'. Untuk meracik 'malam' dibutuhkan gandar (getah pinus), baron dan busir (sejenis bahan untuk aspal), dan dadu (campuran baron dan busir). Semua bahan ini dicampur dengan minyak lentik atau minyak goreng. "Semakin rumit sketsanya, semakin lama proses esen-esen," sambung Gonisa.

Setelah itu dilakukan proses 'penembokan'. Proses ini masih menggunakan canting dan malam. Gambar-gambar yang sudah dipertebal, kemudian di-block. Ruang-ruang putih diwarnai dengan tinta malam hingga padat. Ini dilakukan agar permukaan tersebut tidak menyerap air saat proses pewarnaan nanti. Semakin banyak warna yang ingin digunakan, semakin lama proses penembokan.

Setelah selesai ditembok, masuklah proses pewarnaan. Masyarakat Cirebon menyebutnya proses pengobatan. Kain yang sudah di-block tadi diletakkan di alat seperti timbangan atau ayunan bayi. Salah satu sisinya kemudian diisi cairan pewarna dan digoyang-goyang agar menyerap rata ke kain. Permukaan-permukaan kain yang sudah di-block tidak menyerap warna dan akan tetap putih.

KOMPAS.COM/JONATHAN ADRIAN Motif Mega Mendung merupakan salah satu motif khas batik Cirebon.
Tahap terakhir ialah 'lorot', atau proses pelunturan. Tinta 'malam' yang sudah dilekatkan ke kain tadi dihilangkan menggunakan air panas. Kain yang di-block tadi akan tetap putih. Setelah dilorot, proses berikutnya bergantung pada penrajin. "Kalau mau pakai warna lebih dari satu, maka proses penembokan, pengobatan, dan pelorotan diulang lagi sesuai jumlah warna," terang Gonisa.

Hanya perbedaannya, pada pengulangan kedua ini, bagian kain yang sudah berwarnalah yang ditembok. Sementara permukaan kain yang putih dibiarkan, agar saat proses pewarnaan kelak permukaan putih ini menyerap warna. Setelah semua kain sudah berwarna, barulah kain dikeringkan. Proses pembuatan satu kain bisa mencapai satu setengah bulan. Sementara untuk belajar membatik sendiri bisa memakan waktu tiga bulan.

Tidak ada istilah salah dalam membatik. Seniman tidak bisa menghapus corak yang ia buat. "Kalau ada salah atau keluar garis ya kita cari bentuk baru," kata Gonisa.

Yang membedakan pembuatan batik Cirebon dengan batik lain ialah proses pewarnaannya. Pembatik Cirebon menggunakan teknik menggoyang untuk mewarnai, sementara di daerah lain ada yang mewarnai dengan cara direndam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com