Sekitar pukul 07.00 WIT, kapal yang ditumpangi KompasTravel sudah mendekati perairan Pianemo. Memang sudah terlalu siang untuk berburu sunrise, tapi sinar matahari pagi yang memantul di laut dan menerangi gugusan bukit karst di Pianemo tetap tidak kalah indah untuk dinikmati.
Birunya air laut pun secara perlahan berganti hijau bening saat mendekati gugusan pulau karang, dan merapat ke dermaga. Menakjubkan.
Dermaga masih sepi wisatawan. Baru terlihat beberapa warga yang menjajakan sejumlah dagangan, dari kelapa muda, minyak kelapa, hingga bongkahan batu khas Raja Ampat untuk dijadikan akik.
Untuk menikmati keindahan lanskap Raja Ampat, kami harus naik ke puncak bukit Pianemo. Namun, tidak perlu khawatir akan jalur terjal yang harus ditempuh untuk menanjak ke atas. Sebab, sudah ada tangga kayu yang memudahkan wisatawan untuk naik ke Bukit Pianemo.
"Ada 323 (anak) tangga untuk sampai ke atas," kata pemandu itu.
Benar saja, setelah tiba di puncak Bukit Pianemo, pemandangan indah pun terhampar di hadapan. Gugusan pulau karang yang melingkar seakan membentuk laguna hijau di tengah birunya samudera. Di kejauhan, laut tampak keemasan karena pantulan sinar matahari.