Konter itu terletak di dalam ruang tunggu bandara yang cukup lega. Daripada merakit sepeda di luar bandara yang dipenuhi orang lalu lalang dan calo angkutan, tawaran ini terasa menyenangkan.
Langsung kubongkar kardus lalu merakit sepeda dan menempatkan semua perlengkapan di pannier dan handlebarbag.
Selama aku merakit, tentara yang berjaga dan penumpang yang lalu lalang ikut menonton. Beberapa bahkan minta berfoto bersama dan paling banyak bertanya soal harga sepeda dan negara asalku.
Tengah hari selesai merakit sepeda dan menempatkan seluruh barang bawaan yang berbobot 25 kg ke atasnya. Langsung saja kutinggalkan bandara menuju pusat kota melalui jalan yang menurun landai.
Di pinggir jalan aku sempat membeli lima butir apel seharga 60 rupee (1 rupee setara dengan Rp 221). Di dalam kompleks bandara, tentara membangun beberapa barikade dan pos jaga di sekitarnya.
Seorang polisi sempat menghentikanku dan bertanya-tanya. Ujung-ujungnya dia minta koin atau pulpen dari Indonesia. Kuberi saja pulpen bertuliskan paramex.