Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangga Goreng, Makanan Uji Nyali ala Kamboja

Kompas.com - 06/11/2015, 07:09 WIB
Kontributor Travel, Fira Abdurachman

Penulis

SIEM RIEP, KOMPAS.com — "Rasanya agak manis, garing," ucap Ngan Ravy, penjual serangga goreng, di kota Siem Reap, Kamboja.

Setiap hari, Ngan Ravy bisa menjual sekitar 4-8 kilogram serangga goreng. Serangga yang dijual adalah kecoa, belalang, ulat, termasuk kodok.

Di beberapa tempat, juga tersedia ular tanah goreng.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Berbagai serangga goreng dan ular goreng yang disajikan pasar-pasar tradisional di Kamboja.
Ngan Ravy mengungkapkan, penjualan serangga goreng meningkat drastis saat tahun baru tradisional Kamboja yang jatuh pada bulan Februari.

Angka penjualan bisa sampai 10-20 kilo per hari selama dua minggu.

"Masyarakat lokal Kamboja gemar makan serangga goreng sebagai teman minum bir. Mungkin sambil setengah mabuk mereka jadi tidak merasa takut makan yang menyeramkan ini," kata Ngan Ravy kepada KompasTravel.

Ulat dan serangga goreng di Kamboja.
Serangga goreng juga laris manis dipesan orang untuk pesta hajatan, seperti pesta perkawinan atau kumpul keluarga lokal.

Para penjual serangga goreng mendapatkan serangga dari halaman rumah sendiri. Pasokan ditambah dari kebun atau tanah lapangan di sekitar rumahnya.

Beberapa rumah memang sengaja membangun semacam sarang bagi kecoa, belalang, termasuk ulat.

"Biasa kami beli dari tetangga 1 dollar sekilo," kata Ngan Ravy.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Kodok goreng di Kamboja.
Cara memasaknya juga tidak sulit. Pertama, serangga direndam di air garam dan campuran beberapa bumbu dapur. Setelah itu, serangga digoreng biasa dengan minyak goreng di atas kompor batu bara atau kayu bakar.

Menurut Ngan Ravy, batu bara atau kayu bakar menambah aroma sedap dan garing pada serangga yang digoreng.

KompasTravel sempat bingung juga dengan penjelasan Ngan Ravy, kok bisa ya? Namun, pada faktanya, serangga goreng yang dimasak ala tradisional ini memang banyak diminati penduduk lokal.

Per kaleng kecil, serangga goreng dijual 1 dollar AS atau 4.000 riel atau setara dengan Rp 14.000.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Para turis yang tertarik mencicipi serangga goreng dan berfoto di pasar malam kota Siem Reap, Kamboja.
Selanjutnya, serangga goreng tersebut dimasukkan dalam plastik dan pembeli bisa memakannya sebagai camilan.

Ular goreng atau kodok goreng biasa ditusuk dengan tusukan sate yang panjang. Harganya agak sedikit mahal, 1,5–2 dollar AS per tusuk.

Serangga goreng bisa dengan mudah ditemui di penjuru negara Kamboja, terutama di kawasan pinggiran kota, perbatasan darat Thailand dan Vietnam, dan pasar-pasar tradisional.

Para turis bisa dengan mudah menemukan penjual serangga goreng di night market atau pasar malam kota Siem Reap.   

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Penjual serangga goreng di kawasan pinggiran kota Siem Reap, Kamboja.
Para turis asing kebanyakan hanya niat mencicipi, tidak sampai buat makanan camilan. Istilahnya karena penasaran saja.

Untuk itu, penjual hanya meminta uang sekitar 1.000-2.000 riel atau setara dengan 0,5 dollar AS untuk beberapa buah serangga goreng. Banyak juga yang hanya sekadar foto-foto.

Berani uji nyali? Kata orang sih manis dan gurih. Kalau berani, ya silakan buktikan sendiri di negara Kamboja... 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com