Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Religi Semakin Ngetren

Kompas.com - 22/11/2015, 16:38 WIB
CIAMIS, KOMPAS.com - Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengungkapkan berdasarkan penelitian, dalam kurun waktu lima tahun terakhir terjadi kenaikan hingga 165 persen atas perjalanan wisata yang yang didasarkan pada keyakinan diri atau wisata religi.

"Dari sekian banyak keanekaragaman wisata di Indonesia, masih ada potensi yang tersembunyi untuk digali, diperkuat dan dioptimalkan. Wisata religi menjadi pembeda dan ciri khas peradaban bangsa Indonesia," katanya di Ciamis, Jawa Barat, Minggu (22/11/2015).

Ia menyebut salah satunya Pesantren Sirnarasa yang dijadikan kunjungan wisata religi bagi para wisatawan, baik lokal maupun asing.

Dalam salah satu percakapan di acara manaqib (napak tilas kisah orang saleh), ia mengatakan tahun ini terjadi pergeseran tren kepariwisataan.

Tren tersebut adalah perubahan paradigma parawisata dari "sun, sand and sea" menjadi "serenity, sustainability and spirituality" atau "matahari, pasir dan laut" menjadi "ketenangan, keberlanjutan dan spiritualitas".

KOMPAS/FRANS SARONG Umat Katolik berdoa bersama di depan patung Bunda Maria di Bukit Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, 1 Mei 2015. Patung Bunda Maria merupakan salah satu titik persinggahan saat mengunjungi Bukit Oebelo.
Kemudian, untuk data seluruh dunia, UNWTO memperkirakan sekitar 330 juta wisatawan global atau 30 persen dari total keseluruhan wisatawan global melakukan kunjungan ke situs-situs religius di seluruh dunia, baik yang berdasar pada motif spiritual ataupun motif kognitif.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bertekad serta meminta keterlibatan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan dan memperbaiki tata kelola destinasi wisata ziarah di Tanah Air.

Menteri Arief Yahya menyebutkan, ia akan fokus pada tiga hal untuk membangun dan memperbaiki tata kelola destinasi wisata ziarah.

"Saya akan fokus pada pemasaran, destinasi, dan SDM," katanya.

Menurut Arief, diperlukan pengembangan destinasi wisata ziarah secara lebih serius, termasuk pengelolaan destinasi, pengemasan produk wisata, serta promosi dan pemasaran pada segmen wisata minat khusus tersebut.

Khusus untuk tata kelola destinasi, Menpar fokus pada kemasan atraksi dan daya tarik wisata ziarah.

"Saya minta koreografer dari nasional, pakaian juga diperhatikan. Promosi nanti kita akan bantu di semua tv nasional. Saya juga akan fokus di sanitasi, wc bersih," katanya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Vihara Ksitigarbha Bodhisattva atau Vihara Patung Seribu Wajah di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Menurut Menpar, mulai tahun depan pihaknya akan mengalokasikan dana Rp 1 miliar per satu lokasi destinasi wisata ziarah untuk biaya pengelolaan destinasi khususnya sanitasi bersih.

Sementara terkait sumber daya manusia (SDM), Kemenpar akan menyiapkan 100 orang per lokasi untuk memberikan bimbingan teknis soal hospitality di sebuah destinasi wisata ziarah.

"Saya mengajak lestarikanlah situs itu maka situs itu akan menyejahterakan kamu. Ke depan saya berharap wisata ziarah akan menyejahterakan masyarakat di sekitar lokasi wisata tersebut," kata Arief Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com