"Dari sekian banyak keanekaragaman wisata di Indonesia, masih ada potensi yang tersembunyi untuk digali, diperkuat dan dioptimalkan. Wisata religi menjadi pembeda dan ciri khas peradaban bangsa Indonesia," katanya di Ciamis, Jawa Barat, Minggu (22/11/2015).
Ia menyebut salah satunya Pesantren Sirnarasa yang dijadikan kunjungan wisata religi bagi para wisatawan, baik lokal maupun asing.
Dalam salah satu percakapan di acara manaqib (napak tilas kisah orang saleh), ia mengatakan tahun ini terjadi pergeseran tren kepariwisataan.
Tren tersebut adalah perubahan paradigma parawisata dari "sun, sand and sea" menjadi "serenity, sustainability and spirituality" atau "matahari, pasir dan laut" menjadi "ketenangan, keberlanjutan dan spiritualitas".
Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bertekad serta meminta keterlibatan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan dan memperbaiki tata kelola destinasi wisata ziarah di Tanah Air.
Menteri Arief Yahya menyebutkan, ia akan fokus pada tiga hal untuk membangun dan memperbaiki tata kelola destinasi wisata ziarah.
"Saya akan fokus pada pemasaran, destinasi, dan SDM," katanya.
Menurut Arief, diperlukan pengembangan destinasi wisata ziarah secara lebih serius, termasuk pengelolaan destinasi, pengemasan produk wisata, serta promosi dan pemasaran pada segmen wisata minat khusus tersebut.
Khusus untuk tata kelola destinasi, Menpar fokus pada kemasan atraksi dan daya tarik wisata ziarah.
"Saya minta koreografer dari nasional, pakaian juga diperhatikan. Promosi nanti kita akan bantu di semua tv nasional. Saya juga akan fokus di sanitasi, wc bersih," katanya.
Sementara terkait sumber daya manusia (SDM), Kemenpar akan menyiapkan 100 orang per lokasi untuk memberikan bimbingan teknis soal hospitality di sebuah destinasi wisata ziarah.
"Saya mengajak lestarikanlah situs itu maka situs itu akan menyejahterakan kamu. Ke depan saya berharap wisata ziarah akan menyejahterakan masyarakat di sekitar lokasi wisata tersebut," kata Arief Yahya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.