Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Feng Shui hingga Kisah Perjanjian Lama di Keraton Kasepuhan

Kompas.com - 22/12/2015, 16:22 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

“Ini juga menunjukkan bahwa salah satu istri Sunan Kalijaga berasal dari China, yaitu Ong Tien Nio alias Rara Sumanding,” tambah Sugiono.

Sementara di sisi kiri dan kanan kereta terlihat sepasang sayap, yang jika kereta itu bergerak maka kedua sayap itu akan mengepak.

“Sayap ini adalah sayap paksi atau bouraq menunjukkan hubungan dengan Mesir yang Islam. Ayah Sunan Gunung Jati adalah raja Mesir, Syarif Abdullah,” papar sang abdi dalem.

Kereta ini terakhir kali digunakan pada 1942 di masa pemerintahan Sultan Sepuh X karena  Kesultanan Cirebon memutuskan untuk melebur dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Perjanjian Lama          

Tak hanya tiga budaya itu yang bercampur di Kesultanan Cirebon. Setelah Belanda masuk ke Indonesia, budaya Eropa juga mulai mewarnai.

“Budaya Eropa yang terlihat misalnya di pilar-pilar di beberapa bangunan Keraton Kasepuhan,” ujar Sugiono.

Bahkan, lanjut Sugiono, di beberapa bagian dinding keraton terdapat keramik-keramik yang dibawa Belanda pada sekitar 1745.

Keramik-keramik itu menggambarkan kisah-kisah para nabi yang tercantum di kitab Perjanjian Lama. Hal yang menarik ini langsung KompasTravel tanyakan kepada Sultan Sepuh XIV, raja Keraton Kasepuhan saat ini.

“Benar. Keramik-keramik itu masih ada dan dipasang di salah satu dinding keraton,” ujar Sultan Sepuh.

Lalu, apa arti perpaduan berbagai budaya di lingkungan keraton bagi sang Sultan?

“Ini menggambarkan keterbukaan dan toleransi. Bahkan hingga kini kami masih memelihara tali silaturahim dengan semua pemuka agama yang ada di Cirebon.

Sayangnya, pihak keraton tidak bisa menjelaskan pembawa keramik-keramik itu ke Keraton Kasepuhan dan fungsi awalnya.

“Mungkin keramik-keramik itu dibawa untuk diserahkan sebagai cendera mata untuk Sultan,” ujar seorang  abdi dalem.

Keraton Kasepuhan adalah satu dari empat keraton yang ada di Kota Cirebon. Namun, keraton inilah yang paling besar dan paling terawat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com