Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Feng Shui hingga Kisah Perjanjian Lama di Keraton Kasepuhan

Kompas.com - 22/12/2015, 16:22 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Kurang terawat

Meski diakui sebagai keraton terbesar di Cirebon dan pantai utara Jawa sekaligus salah satu obyek wisata paling banyak dikunjungi, namun kondisi Keraton Kasepuhan kurang terawat.

Tepat di luar tembok keraton, lebih tepatnya di depan Siti Hinggil, melintas sebuah sungai kecil. Sayangnya, sungai kecil itu kotor dan tak terawat.

Sementara itu, kehadiran pasar kaget tahunan selama satu bulan setiap hari raya Maulid Nabi Muhammad, menyisakan sampah di mana-mana.

Sedangkan di sekitar masjid Sang Cipta Rasa, para pengemis banyak berkerumun di pintu-pintu masjid tersebut.

Kondisi ini dibenarkan sejarawan lokal Cirebon, Mustaqim Asteja. Dia mengatakan, kurang terawatnya keraton adalah dampak dari minimnya anggaran dari Pemkot Cirebon.

"Di Cirebon ada empat keraton besar yang termasuk dalam 50 kawasan cagar budaya yang ditetapkan pemerintah," ujar Mustaqim.

Sayangnya, lanjut Mustaqim, tak ada dinas khusus yang bertanggung jawab atas cagar-cagar budaya ini.

"Instansi yang mengurus adalah dinas pariwisata, kebudayaan, olahraga dan kepemudaan. Jadi fokus dinas ini terlalu banyak sehingga anggaran yang ada dibagi dalam jumlah yang tak memadai," tambah Mustaqim.

Meski demikian, lanjut Mustaqim, kondisi Keraton Kasepuhan masih jauh lebih baik dibanding keraton-keraton lainnya di Cirebon.

"Kalau Keraton Kanoman kondisinya jauh lebih buruk dan kumuh. Keraton itu tak terlihat dari jalan raya karena berada di belakang sebuah pasar," kata Mustaqim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com