Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencuci Pusaka, Merawat Kebersamaan

Kompas.com - 04/01/2016, 10:09 WIB
Dentuman pusaka tersebut terdengar mulai 7 Maulud hingga 12 Maulud atau puncak acara Maulid Nabi Muhammad SAW, yakni Panjang Jimat. Gamelan dibunyikan pada pagi, siang, sore, dan malam, kecuali malam Jumat lalu.

Memori

Pencucian gamelan sekati juga mengajak seisi Keraton Kanoman untuk mengulik kembali memori perjalanan pusaka tersebut. Awalnya, hanya keluarga keraton yang berhak memainkan, bahkan menyentuh pusaka itu.

"Tapi, beberapa generasi selanjutnya, abdi dalem termasuk nayaga," ujar Pengeran Sep Sekaten Muhammad Nurrahim, pemimpin nayaga.

Adapun wakil pemimpin nayaga dijabat oleh Lurah Keraton Kanoman yang berasal dari abdi dalem. Hal ini, menurut Nurrahim, memberikan gambaran bahwa pencucian gamelan menjadi media kebersamaan dalam lingkungan keraton.

Di Keraton Kasepuhan Cirebon, pencucian pusaka juga dilakukan sejak berabad-abad silam. Salah satunya adalah alat makan para Wali Songo yang dicuci pada 5 Maulud, untuk digunakan pada upacara puncak Panjang Jimat. Sembilan piring atau disebut tabsi itu hanya dikeluarkan kepada khalayak sekali setahun pada peringatan Maulid.

Pusaka yang konon berumur lebih dari 500 tahun itu digunakan para Wali Songo saat bersilaturahim serta bermusyawarah membicarakan berbagai hal, seperti keumatan dan penyebaran Islam.

"Pencucian pusaka tidak hanya soal pentingnya menyucikan diri, tetapi juga mengingatkan kita bahwa para wali senantiasa bersilaturahim dan berkomunikasi jika ada masalah," ujar Sultan Keraton Kasepuhan XIV, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat.

Bahkan, menurut Arief, perabotan makan tersebut menjadi saksi bisu para Wali Songo ketika akan mengadili Syekh Siti Jenar, seorang wali di Jawa yang kontroversial karena dianggap menyebarkan ajaran sesat, pada awal abad ke-16 Masehi.

Ia menambahkan, para wali rela menempuh jarak yang jauh untuk berkumpul bersama di Cirebon. "Sekarang, komunikasi antarsesama manusia rasanya sulit, padahal sudah ada alat komunikasi dan sebagainya," kata Arief.

Namun, Arief mengakui, pesan tersebut belum sepenuhnya sampai di masyarakat. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang sampai berebutan air kembang bekas pencucian pusaka. Air tersebut dianggap berkah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com