Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan GMT Dipusatkan di Belitung

Kompas.com - 20/01/2016, 22:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyatakan kegiatan dalam rangka peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret mendatang dipusatkan di Bangka Belitung.

"Sejak rapat koordinasi pertama Juli 2015 sudah diputuskan puncak kegiatan di Belitung, tapi wilayah lain yang mengalami GMT juga tetap melaksanakan kegiatannya," kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman, Safri Burhanuddin di Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Sejumlah wilayah yang mengalami GMT yakni Palembang (Sumatera Selatan), Bangka Belitung, Sampit dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), Palu, Poso, Luwuk (Sulawesi Tengah), Ternate dan Halmahera (Maluku Utara), Sulawesi Barat, Bengkulu, Jambi, dan Kalimantan Barat.

Safri menjelaskan, promosi wisata untuk GMT 2016 telah berlangsung selama dua tahun terakhir.

"Kami lihat ilmuwan dan wisatawan ini cari tempat. Lalu, kami lihat yang paling gampang itu ke Belitung, meski wisatawan ilmuwan lebih banyak memilih Indonesia timur. Kami upayakan bagi ilmuwan itu untuk adakan seminar dulu di sini sebelum melihat GMT," katanya.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Pulau Burung, Batu-batu granit tersusun unik menyerupai kepala burung, Sabtu (07/06/2014)
Pilihan ilmuwan ke kawasan timur disebabkan jangka waktu peristiwa GMT. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan lama GMT antara 1,5 hingga 3 menit, dan semakin ke timur akan semakin lama.

Waktu GMT di wilayah Indonesia bagian barat terjadi pada sekitar pukul 06.20 WIB, di wilayah tengah sekitar pukul 07.25 WITA, dan di wilayah timur sekitar pukul 08.36 WIT.

Pemilihan pusat kegiatan GMT di Belitung, lanjut Safri, juga disebabkan oleh panjangnya wilayah jangkauan di provinsi tersebut yang mengalami fenomena langka tersebut.

"Jangkauannya itu sekitar 150 kilometer, di mana sebagian besar perairan Belitung dilewati oleh GMT, meski itu pun hanya sekitar 2 menit, makanya diputuskan dipusatkan di situ," katanya.

Dengan dipusatkan di perairan Bangka Belitung, lanjut Safri, ada kesempatan untuk menarik lebih banyak wisatawan dan pemilik yacht dari negara tetangga untuk ikut datang.

KOMPAS/AGUS MULYADI Wisatawan turun dari perahu motor yang mengantar mereka mengunjungi beberapa pulau di perairan dekat Pantai Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (18/12/2014). Hujan sejak pagi tidak menyurutkan sejumlah wisatawan mengunjungi pulau-pulau menawan di kawasan itu, seperti Pulau Lengkuas dan Kepayang.
"Pesan tiket dan hotel untuk hari-hari peristiwa tersebut pasti sudah penuh, maka kami koordinir untuk menggunakan kapal, Kementerian Pariwisata juga akan mengkoordinir 'yacht' dari Singapura dan Malaysia untuk merapat ke Belitung," katanya.

Menurut dia, penggunaan kapal dalam mengamati peristiwa alam yang kemungkinan baru bisa dialami Indonesia 350 tahun lagi itu akan memudahkan wisatawan saat kondisi berawan.

"GMT itu sekitar pagi hari, seandainya pagi itu berawan, dengan kapal bisa mudah mencari tempat untuk menyaksikan fenomena tersebut," tambah Safri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com