Setelah menyaksikan fenomena alam langka tersebut, agar waktu Anda tidak sia-sia di Kota Ternate, tak ada salahnya mengunjungi Keraton Kesultanan Ternate yang berada di Kota Ternate.
Bukan hanya keraton dan struktur pemerintahan kerajaan yang menjadi peninggalan turun temurun di Kesultanan Ternate. Kesultanan yang berdiri sejak 1257 dengan Raja pertama yaitu Baab Mansyur Malamo, ternyata memiliki satu benda pusaka yang telah dijaga dan disakralkan, yakni mahkota sultan.
Vanyira Kadato atau Kepala Wilayah Keraton Kesultanan Ternate, Rizal Effendi, mengatakan bahwa mahkota tersebut sudah ada sejak sultan pertama ini. Mahkota itu terbuat dari rambut, lempengan emas, dan dihiasi oleh kurang lebih 113 batu permata. Batu permata itu antara lain safir, intan, berlian, zamrud, dan batu-batu dari seluruh penjuru dunia.
"Tidak ada benda pusaka atau alat khusus untuk memotong rambut, hanya gunting biasa saja," kata Rizal.
Mahkota yang disakralkan ini tidak selalu diperlihatkan kepada orang. Benda tersebut baru diperlihatkan hanya pada acara-acara khusus atau ketika ada tamu kehormatan datang ke Kesultanan Ternate.
KompasTravel berkesempatan melihat mahkota sultan secara langsung pada saat pembukaan Festival Legu Gam 2014, di Keraton Kesultanan Ternate, Minggu (13/4/2014). Mahkota tersebut disimpan di dalam kamar yang dijaga oleh seorang juru kunci.
Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke sana. Tamu hanya diperkenankan melihat dari luar kamar yang dibatasi oleh pagar kayu kecil. Mahkota tersebut disimpan dalam kotak kaca. Disekitarnya ada dua buah keris dan satu stempel milik sultan.
"Jadi kamar itu, selain oleh juru kunci, hanya boleh dimasuki oleh Sultan dan beberapa perangkat adat. Itupun sultan bisa masuk ketika dia ingin menyepi atau bermunajat. Selain itu kamar tersebut akan terkunci," kata Rizal Effendi, Rabu (16/4/2014).
Dengan jumlah batu permata yang banyak dan rambut yang cukup tebal serta masih ada lempengan emas, mahkota ini bisa dikatakan amat berat. Sayang Rizal tidak tahu persis berapa berat mahkota tersebut.
"Cuma saya masih ingat ketika Sultan Mudaffar Syah diangkat menjadi sultan, beliau tidak bisa lama-lama melayani permintaan fotografer untuk berpose lama, beliau mengeluh mahkotanya berat," kata Rizal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.