Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Lawas Maspati, Kampung Wisata di Surabaya

Kompas.com - 27/01/2016, 20:36 WIB
SURABAYA, KOMPAS - Kampung Lawas Maspati, Surabaya, Jawa Timur, dijadikan kampung wisata yang menyajikan sejarah Surabaya zaman kolonial. Sejumlah bangunan bersejarah dipertahankan sebagai daya tarik utama. Kampung wisata ini terealisasi berkat usaha warga di kampung itu.

Peresmian Kampung Lawas Maspati sebagai kampung wisata digelar pada Minggu (24/1/2016), dihadiri Wali Kota Surabaya terpilih Tri Rismaharini dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pelabuhan Indonesia III Toto Heli Yanto. Kampung Lawas Maspati merupakan sasaran Program Bina Lingkungan dan Kemitraan PT Pelindo III.

Risma mendorong pengembangan wisata di Kampung Maspati sejak periode pertama kepemimpinannya. ”Destinasi wisata yang berbasis masyarakat ini akan terus dikembangkan dan diintegrasikan dengan destinasi wisata lainnya,” kata Risma.

Kampung Lawas Maspati memiliki sejumlah bangunan bersejarah yang masih utuh, seperti rumah bekas kediaman Raden Sumomiharjo (keturunan Keraton Solo yang menjadi mantri kesehatan di kampung itu) dan Sekolah Ongko Loro yang merupakan bekas Sekolah Rakyat, dan bangunan markas tentara yang dibangun pada 1907.

Di kampung itu juga ada makam pasangan suami istri Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh. Mereka adalah kakek dan nenek dari Joko Berek atau Sawunggaling yang merupakan pahlawan besar di Surabaya.

Ketua RW 008 Kampung Maspati Sabar Swastono mengatakan, warga mengemas paket wisata khusus untuk hari Sabtu dan Minggu.

Rombongan wisatawan yang berjumlah minimal 15 orang bisa membayar Rp 2 juta untuk paket kunjungan lengkap. Paket untuk perseorangan juga disediakan. Ada empat warga yang siap menjadi pemandu wisata.

Kegiatan warga

Selain melihat bangunan bersejarah, wisatawan dapat melihat kegiatan warga, seperti proses daur ulang sampah dan proses mengolah air limbah.

Wisatawan juga dapat belajar membuat produk unggulan di kampung itu, seperti membuat sirup markisa atau minuman cincau.

Warga membuat peta alur perjalanan wisata yang dimulai dari titik masuk dari Jalan Semarang dan keluar di Jalan Bubutan, dekat Monumen Tugu Pahlawan. Wisatawan dapat menyusuri gang-gang di kampung itu yang tidak dapat dilalui mobil.

”Salah satu alasan kami berusaha untuk membangun kampung wisata karena ada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” kata Sabar.

Di tengah persaingan yang ketat ini, warga lebih baik menjual jasa pariwisata. Jika banyak tamu yang hadir, produk-produk buatan warga juga berpotensi laris. Namun, alasan yang utama adalah supaya bangunan bersejarah beserta kondisi kampung itu tetap terawat.

Kampung Lawas Maspati ini terdiri atas 6 rukun tetangga yang total dihuni 350 keluarga atau 1.350 jiwa. Menurut Sabar, sebanyak 20 persen warganya merupakan anak muda yang separuhnya butuh pekerjaan.

Selama ini, kata Sabar, sudah banyak tamu dari luar negeri yang datang ke Kampung Lawas Maspati seperti dari Belanda, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com