Jurnalis Kompas.com, Reska K. Nistanto mendapat kesempatan untuk melihat ke dalam kabin dan kokpit dua pesawat andalan Airbus di pasar pesawat jarak menengah dan jauh itu.
Layaknya pesawat Airbus A350 lainnya, pesawat yang dioperasikan oleh Qatar Airways ini juga memiliki desain kabin yang lega. Penumpang bisa keluar masuk kursi dengan tegak tanpa harus menundukkan kepala karena terhalang bagasi di atap kabin.
Kabin kelas Bisnis
A350 Qatar terbagi atas dua kelas, yaitu Bisnis dan Ekonomi. Di kelas Bisnis, Qatar mengguanakan konfigurasi kursi 1-2-1, sementara di kelas Ekonomi, utuk pertama kalinya konfigurasi kursi 3-3-3 diperkenalkan dalam pesawat wide body.
Kursi di kelas Bisnis juga bisa dijadikan sebagai tempat tidur datar (flatbed 180 derajat) dengan ukuran panjang hingga 80 inci (203 cm).
Walau bisa direbahkan menjadi tempat tidur, namun kursi-kursi tersebut ditata sedemikian rupa (reverse-herringbone) sehingga tidak menghalangi pergerakan di dalam kabin.
Kabin kelas Ekonomi
Sementara di kelas Ekonomi, A350 Qatar seperti disebut di atas, menggunakan konfigurasi 3-3-3, menjadi yang pertama di kelasnya.
Mitos kelas Ekonomi memiliki kursi yang sempit dan kurang nyakan ditepis oleh Qatar di pesawat A350-nya ini, sebab kursi-kursi di kelas Ekonomi tersebut memiliki lebar di atas rata-rata, yaitu 18 inci.
Kursi di sisi jendela bahkan memiliki ruang bahu yang lebih lega, karena panel dinding yang relatif lebih tegak.
Jendela di kabin pesawat A350 Qatar tidak memiliki fitur pengaturan kecerahan seperti terdapat dalam pesawat Boeing 787. Jendela tersebut hanya bisa diatur dalam full terbuka, setengah terbuka dengan penutup kisi-kisi, dan tertutup penuh.
Inflight Entertainment (IFE)
Soal inflight entertainment (IFE), Qatar mempercayakan sistem elektronik dan hiburannya itu kepada Thales. Penumpang kelas Bisnis mendapatkan fasilitas IFE dengan layar sentuh 17 inci resolusi high definition (HD), sementara di kelas Ekonomi ukurannya lebih kecil yaitu 10,6 inci.
Saat Kompas.com menjajal menjelajah menu IFE, layar terasa responsif karena menggunakan teknologi resistif, pengalamannya sama seperti mengoperasikan tablet Android kelas menengah, karena Oryx One pada dasarnya dikembangkan dari OS Android.
Remote kontrol ini selain nyaman dinavigasi, juga membantu penumpang kelas Bisnis yang malas untuk memajukan badannya ke depan menekan menu di layar, karena jaraknya memang jauh saat duduk bersandar.
Terdapat juga port USB dan Apple iPort di setiap kursi di semua kelas, sehingga penumpang bisa memutar media yang tersimpan di dalam perangkat Apple-nya, atau mengisi ulang daya baterai gadget yang dibawanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.