“Jika ada orang yang ingin berkunjung di luar jam itu dan pintu diketuk, selama tuan rumahnya masih ada, kami akan mempersilakan untuk masuk,” ungkapnya sembari tertawa.
Berbicara tentang keberadaan topeng dan wayang memang sangat lekat hubungannya dengan sejarah budaya Indonesia. RTWSD merupakan sebuah wadah yang tepat untuk mulai memaknai apa arti berkesenian dan berbudaya di tengah derasnya arus modernisasi yang masuk ke Indonesia, khususnya Bali.
Akulturasi budaya Jawa dan Bali
RTWSD dibangun di atas lahan seluas satu seperempat hektare. Ada sembilan bangunan yang menjadi tempat dipajangnya topeng dan wayang. Suasana perpaduan budaya Jawa dan Bali sangat terasa di rumah ini.
Bangunan dibuat dengan arsitektur joglo dan limasan. Sedangkan di sekeliling rumah dihias dengan taman yang indah, patung-patung khas Bali, dan beberapa terdapat bale bengong.
“Joglo kalau dipakai untuk exhibition lebih pas karena tidak ada sekat-sekat di tengahnya. Selain itu rumah joglo ini bisa diangkat-angkat,” kata Prayitno.
Lebih lanjut Prayitno menjelaskan, setiap bangunan berisi koleksi yang berbeda-beda. Topeng dan wayang tersebut ditempatkan sesuai dengan asal atau daerahnya. Hal itu membuat pengunjung lebih mudah mengetahui dari mana topeng dan wayang itu didatangkan.
“Ada bangunan yang khusus menampilkan barong. Ada barong dari Bali sampai Betawi, bahkan dari Tiongkok. Barongsai itu pemberian Li Shao Chi kepada bangsa Indonesia di Istana Bogor dan diberikan kepada Bung Karno,” tuturnya.
RTWSD tidak hanya memiliki ribuan topeng dan wayang. Di rumah ini juga menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk pagelaran kebudayaan.
Ada sebuah open stage dengan pemandangan areal persawahan dan kapasitas penonton 500 orang. Fasilitas lainnya, terdapat wantilan dan kafe.
“Kemudian ada satu gedung yang besar untuk pertunjukan seni semisal drama atau musik. Pertunjukan musik ini yang paling digemari karena bangunan terbuat dari kayu jati semua, dari lantai, dinding hingga plafon atas. Sehingga menurut seniman musik, bangunan ini bagus dan akustiknya sangat terjaga. Selain itu, karena pemandangan alam yang bagus, sering juga dijadikan untuk wedding,” katanya. (Tribun Bali/Ayu Dessy Wulansari)
Artikel ini tayang di Tribun Travel dengan judul "Ribuan Wayang dan Topeng dari Seluruh Dunia Ada di Wisata Ini, Masuknya Gratis!"