Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sihir Ubud di Mata Wisatawan Dunia

Kompas.com - 25/03/2016, 16:24 WIB

Destinasi terbaik

Deputi Pengembangan Pariwisata Luar Negeri Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, yang dihubungi Kompas di Jakarta, menyebutkan, ada tiga manfaat yang diterima Indonesia dari predikat ”The Travellers Choice Destination” oleh agen perjalanan TripAdvisor.

Pertama, kepercayaan diri. Predikat destinasi terbaik dunia membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi destinasi sejajar pada level internasional. Kedua, kalibrasi. Pencapaian itu hasil kerja keras semua pihak, termasuk masyarakat lokal.

Ketiga, manfaat promosi. Hasil penghargaan dapat digunakan untuk menarik lebih banyak wisatawan berkunjung ke Indonesia, khususnya Ubud.

”Ubud pun dapat dimanfaatkan sebagai referensi membangun destinasi di luarnya. Apa kelebihan dan kekurangannya sehingga bisa dipelajari,” ujar Pitana.

Sebagai contoh, pengelolaan Ubud yang mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan budaya sekaligus bagi industri pariwisata.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Wisatawan menikmati pemandangan areal persawahan berundak di Tegallalang, Gianyar, Bali, Jumat (5/12/2014). Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada 2014 ditargetkan 3,5 juta orang. Hingga Agustus 2014, jumlah wisatawan mancanegara ke Bali 2,5 juta orang.
Sisi positif pengembangan itu ialah industri dapat tumbuh. Jika selama ini stigma yang melekat, yaitu masuknya industri berpeluang merusak alam dan budaya, pencapaian Ubud adalah bukti salahnya cap itu.

Akan tetapi, Pitana menegaskan, masih banyak pekerjaan rumah untuk mempertahankan pencapaian predikat 10 besar destinasi terbaik dunia. Misalnya, tata ruang parkir yang perlu ditambah.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Didien Junaedy mengungkapkan, pencapaian predikat 10 destinasi terbaik Asia ataupun dunia adalah contoh keberhasilan promosi.

Masyarakat lokal sudah terlibat penuh terhadap pengembangannya. Tahun 2015, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali mencapai 4,085 juta orang atau naik 6 persen dibanding 2014.

Di tingkat Asia, selain Ubud, ada Siem Reap (Kamboja), Hanoi (Vietnam), Bangkok (Thailand), Hongkong, Tokyo (Jepang), Kathmandu (Nepal), New Delhi (India), Taipei (Taiwan), dan Hoi An (Vietnam).

KOMPAS/AYU SULISTYOWATI I Nyoman Jendra (49), pelukis asal Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, tengah sibuk menyelesaikan lukisannya di ruang pamernya, Rabu (11/12/2013). Ia salah satu pelukis yang setia mengembangkan seni lukis di Ubud yang dipengaruhi pelukis besar Walter Spies, Rudolf Bonnet, dan I Gusti Nyoman Lempad di era tahun 1930-an.
Jika Ubud beberapa kali dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik dunia, ia selalu beranjak dari kesadaran warga yang memiliki modal dasar terbesar bernama kebudayaan.

Anak Agung Rai, perintis ARMA Museum Ubud, menyebut, itulah investasi paling mahal dan tiada duanya yang dimiliki Ubud. ”Belum tentu kita temukan di tempat lain,” katanya. (AYS/MED/CAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com