ANAK-anak menikmati pengalaman menonton film sekaligus bermain dimungkinkan dengan desain bioskop yang dikhususkan bagi mereka. Alhasil, berbagai fasilitas unik pun dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan bermain si kecil.
Awan (32) dan Valin (31), suami istri warga Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (16/3/2016) sore, tampak gembira menyemangati putra pertama mereka, Abim (2). Abim sibuk mencari dan mencoba memasukkan telur plastik aneka warna ke dalam keranjang kecil yang dipegangnya.
Telur-telur plastik itu sengaja disebar di sejumlah sudut area bermain yang dibangun di lobi masuk bioskop khusus anak Cinemaxx Junior di Maxx Box Lippo Village, Karawaci, Tangerang.
Bagian lobi masuk bioskop khusus anak-anak itu ”disulap” menjadi seolah taman bermain yang dilengkapi sejumlah fasilitas permainan, seperti trampolin, pohon panjat buatan, flying fox, kolam bola, atau perosotan.
Sepanjang 11-27 Maret 2016, bioskop khusus anak itu menetapkan tema permainan ”Berburu Telur Paskah”. Sekitar sejam sebelum film diputar, anak-anak diberi kesempatan bermain dan berlarian sepuasnya.
Bersama Abim, sejumlah anak juga ramai bermain dan berlarian dengan ditemani orangtua atau pengasuh masing-masing.
Selain di lobi masuk, taman bermain juga terdapat di balkon. Beberapa fasilitas permainan, seperti dua kursi gantung berbentuk kantong dan berbahan fiber warna cerah, disediakan.
Selain itu, pada bagian dinding juga disediakan ornamen lingkaran besar warna hijau cerah yang bagian tengahnya bisa ditempeli berbagai hiasan plastik mini bermagnet dengan beragam bentuk, seperti abjad, sayuran, dan buah-buahan.
”Senang akhirnya bisa mengajak anak-anak dan mamanya menonton di bioskop. Sudah lama tidak bisa. Sulit mengajak anak menonton di bioskop biasa,” ujar Awan.
Menurut Awan, anak-anak tak bisa betah duduk tenang di dalam ruang teater besar yang gelap dengan volume suara kencang. Biasanya anak-anak balita itu akan rewel dan menangis minta keluar.
Pengalaman sama juga terjadi pada pasangan Ian (34) dan Hana (33), warga Modern Hill, Karawaci, Tangerang, yang Rabu sore itu mengajak kedua anak mereka, Kanaya (6) dan Al (4), menonton di Cinemaxx Junior.
”Pernah sekali waktu dicoba, malah kami yang merasa enggak enak karena mengganggu penonton lain. Jadi, ya, terpaksa gendong anak ke luar dan tidak jadi menonton,” ujar Ian.
Selain tersedia area bermain, Ian dan istrinya juga senang lantaran mereka tak khawatir anak-anak terluka jika terjatuh atau terbentur. Ian mengatakan, lantai tempat bermain diberi lapisan pengaman berbahan seperti karet empuk.
Perpaduan
Wakil Pemimpin Umum PT Cinemaxx Global Pasifik Anthony menyebut, kegelisahan-kegelisahan seperti itulah yang mereka tangkap dan jawab di Cinemaxx Junior ini.
”Saya, kan, juga punya tiga anak. Jadi, ya, lebih kurang mengalami hal sama. Di sini, kami coba tawarkan pengalaman berbeda dengan suasana yang sangat akrab dan aman untuk anak usia 3-10 tahun,” lanjutnya.
Dengan menggabungkan konsep bermain dan menonton film itu, ujar Anthony, diharapkan anak-anak akan betah berada di bioskop tanpa perlu merasa dibatasi keinginan mereka untuk bermain dan bersenang-senang.
”Kalaupun nanti di dalam teater, saat film sedang diputar, anak-anak itu bosan dan masih ingin berlarian dan bermain, ya, tidak jadi soal,” katanya.
Bahkan toilet dan kamar khusus untuk ibu menyusui juga disediakan di lokasi ini. Anthony lebih lanjut menyatakan bangga karena konsep bioskop khusus anak seperti Cinemaxx Junior ini terbilang baru dan satu-satunya di Indonesia.
Jika diamati, bentuk dan format tempat duduk di dalam bioskop anak-anak ini memang berbeda dengan bioskop biasa. Dua baris terdepan kursi yang disediakan berbentuk kantong kacang (bean bags) berukuran besar dan nyaman diduduki karena menyesuaikan bentuk tubuh.
Sementara satu baris kursi di belakangnya berbentuk kursi malas pantai di mana penonton bisa duduk bersandar santai sambil menyelonjorkan kaki.
Tiga baris kursi di belakangnya berbentuk kursi bioskop biasa, sementara satu baris paling belakang tempat duduk yang tersedia berbentuk kasur sofa, masing-masing untuk dua orang.
”Agar anak-anak betah menonton tanpa khawatir gelap atau suara yang kencang,” ucap Anthony. Untuk menyiasati agar ruang teater tidak terlalu gelap, pihaknya mendesain dan memasang sejumlah ornamen di dinding berbentuk pohon-pohon hiasan besar.
Bagian belakang ornamen-ornamen berbentuk seperti gambar pohon dua dimensi itu juga dipasangi lampu yang dinyalakan dengan cahaya redup. Dengan begitu, ruangan teater tidak segelap bioskop biasa saat film diputar.
”Film-film anak lama dan klasik juga bisa kami putar di sini. Bisa jadi orangtua, kan, juga ingin anak-anak menonton film lama bagus yang pernah mereka tonton saat kecil. Kami menyeleksi terlebih dahulu film yang akan ditayangkan demi memastikan isinya memang untuk anak dan keluarga,” kata Anthony. (Wisnu Dewabrata)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.