Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Jamblang, "Please"... Jangan Lihat Tampangnya!

Kompas.com - 04/04/2016, 11:25 WIB
M Latief

Penulis

KOMPAS.com - Tampangnya jelek, kurang enak dilihat. Nasi sekepalan tangan berbungkus daun jati yang sudah lecek. Tapi, begitu dibuka, isinya langsung memutar balik fakta itu. Nasi, semur tahu, tauco, empal, dan lauk pauk lainnya. Plus, sambalnya yang merah darah. Meriah!

Begitulah model makanan khas Cirebon; Nasi Jamblang. Sepintas, melihat sajiannya dari luar memang tidak keren. Kalau cuma lihat bungkusnya, nafsu makan tidak akan menggila.

Siapa sangka, sudah beratus-ratus tahun Nasi Jamblang tetap bertahan. Sejak zaman kerajaan Nusantara hingga era internet, --yaitu ketika orang menikmati makanan, memotretnya, lalu memperlihatkannya ke publik lewat media sosialnya, Nasi Jamblang tetap enak disantap sebagai bagian khas keseharian masyarakat Cirebon.

"Kalau saya pilih tauco, karena tauconya beda dari yang ada di daerah lain. Plus, ikan asinnya. Kalau dicocol sambal, bikin selera makan jadi edan," ujar Mursyid (44), wisatawan asal Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Di Warung Nasi Jamblang 'Ibu Nur' itu Mursyid sudah habis dua kepal nasi. Sekarang, dia ambil satu kepal lagi. Pilihan lauknya pun berubah.

"Sekarang saya mau coba pepes kerang. Ini tidak saya temukan di tempat lain," kata Mursyid.

Fikria Hidayat Nasi jamblang Mang Doel di Jalan HOS Cokroaminoto, Cirebon.
Festival Cirebon

Pekan lalu, tepat di pengujung Maret, Keraton dan Pemerintah Daerah Cirebon menggelar 'Festival Pesona Cirebon'. Menampilkan beragam seni budaya Cirebon, pilihan kuliner jadi salah satu yang paling dipromosikan di acara ini.

"Dalam berpromosi, kami (Cirebon) memang ketinggalan 20 atau 30 tahun dibandingkan Yogyakarta, Bali atau kota-kota lain yang sudah menjadi tujuan wisata. Untuk itu, strategi kami ke depan adalah penataan ulang obyek wisata, menata perkotaan, serta menanamkan konsep sadar wisata ke masyarakat Cirebon. Ketiga strategi ini kami dorong lewat festival
semacam ini," ujar Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Arief Natadiningrat.

Di festival itu, tutur Sultan, pihak Kesultanan Cirebon dan Pemda Cirebon berupaya memperkuat tampilan seni budaya, mempromosikan sentra-sentra kuliner, dan tempat-tempat wisata. Terutama situs wisata berbau Tiongkok, lanjut dia, akan didahului untuk dipromosikan.

M LATIEF/KOMPAS.com Pekan lalu, tepat di pengujung Maret, Keraton dan Pemerintah Daerah Cirebon menggelar 'Festival Pesona Cirebon'. Menampilkan beragam seni budaya Cirebon, pilihan kuliner jadi salah satu yang paling dipromosikan di acara ini.
"Target pemerintah itu kan 20 juta wisman. Dengan target itu, Cirebon minimal bisa menarik 50 persen saja wisman dari Tiongkok, yaitu 10 juta wisman. Cirebon dan Tiongkok kan punya hubungan sejarah yang sangat dekat," ujar Sultan.

Di Keraton Kasepuhan sendiri, Sultan melanjutkan, per tahun jumlah kunjungan wisman, baik itu domestik maupun asing, sudah mencapai satu juta. Dengan memperkuat promosi, dia berharap target itu akan meningkat lebih pesat di tahun-tahun berikutnya.  

Yang pasti, lanjut Sultan, masih ada kuliner yang bikin wisatawan tidak akan melupakan Cirebon. Karena selain Nasi Jamblang, masih ada Nasi Lengko, Empal Gentong, serta Mi Koclok jadi kuliner khas Cirebon yang "haram" dilewatkan untuk disantap di kota ini.

Pernah coba Mi Koclok? Datanglah ke Cirebon!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com