Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buat Para Petualang, Ini Tips "Hunting" Foto di Alam Liar

Kompas.com - 08/04/2016, 21:05 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

Riza menjelaskan motivasinya dahulu ialah berkeinginan membuat buku supaya Indonesia dibanjiri buku-buku satwa liar kekayaan Indonesia, dari sana ia berharap anak Indonesia tahu dini tentang satwa Indonesia, dan setelah tahu akan sayang, lalu peduli.

Dalam step ini, dari motivasi yang kuat kita akan bisa berinvestasi yang kuat juga. Berusaha menyisihkan uang untuk petualangan-petualangan selanjutnya.

Mengingat alam Indonesia yang sangat luas, dan tidak murah untuk menjelajahi pedalamannya, akan sangat membutuhkan dana, tapi Anda bisa menjelajahi dari yang terdekat dahulu.

4. Cari guide yang tepat

Riza menegaskan sebisa mungkin Anda harus mendapat guide atau pemandu sebelum berangkat. Mendapatkan pemandu on the spot atau mendadak di tempat akan banyak mendapat kerugian. Selain belum terjadi diskusi, Anda belum tahu kredibilitasnya. Minimal Anda sudah pegang nama saat berangkat.

Namun, jika cagar alam, bisa lebih mudah karena ada pengelolanya yang bisa dijadikan pemandu. Cari pemandu yang tepat bisa dengan menyamakan presepsi kita.

5. Memahami keanekaragaman di alam liar

Riset kecil mengenai tujuan kita. Ini merupakan tahap pembelajaran, sejauh mana Anda memahami perjalanannya nanti. Dalam tahap ini ada beberapa yang harus anda cari tahu. Seperti mencari tahu ada di mana saja si objek foto, kapan waktu yang tepat, bentang alamnya bagaimana, barang-barang yang harus dibawa.

KOMPAS/INGKI RINALDI Sejumlah pengunjung ditemani seorang pemandu, Jumat (1/5/2015), memasuki kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sejumlah jalur trekking di kawasan itu telah dikenal banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain itu alat-alat kamera apa saja, siapa saja peneliti atau pengunjung yang sudah ke sana sebelumnya untuk dikontak, dan menggali informasi lebih banyak lagi.

Di sini kita bisa tahu perencanaan budget berapa, dari situ kita bisa total dan efektif menggunakan uang.

Setelah tahu biayanya, maka kita ukur apakah sebanding dengan apa yang nanti kita dapatkan di alam. Misalnya dengan perjalanan menghabiskan Rp 50 juta, dari guide sendiri hanya bisa mendapatkan foto lima satwa saja.

Kelima satwa tersebut fotonya akan laku dijual berapa, cukup atau tidak menutupi biaya perjalanan. "Itu semua harus dipertimbangkan. Anda bisa tawar menawar dengan guide agar dapet lebih banyak, atau cari alternatif perjalanan lain," kata Riza.

6. Rencana yang pasti bisa berbeda di lapangan

Rencana mendapat lima foto satwa bisa jadi dapat 20, tapi bisa juga hanya satu. Kita bisa mengukur tingkat keberhasilan kita dari presentasi hasil tersebut.

Menurut Riza, jika tercapai 60 persen sudah bisa disebut sukses, tapi jika 50 persen ke bawah berarti risetnya kurang tepat. Maka kunjungan berulang itu lebih baik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com