Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Loh Masakan Indonesia yang Disukai di Jepang

Kompas.com - 17/05/2016, 14:18 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Apa sih makanan asli Indonesia yang cocok di lidah orang-orang di Jepang? Yang paling cocok sebetulnya sejenis sup, misalnya soto lamongan. Tempe goreng, sate maranggi, hingga gado-gado pun pas untuk mereka.

Setidaknya itulah gambaran singkat dari program perkenalan kuliner Indonesia di Jepang dan pameran Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 di Shinagawa Prince Hotel, Tokyo, yang dibuka Senin (16/5/2016). Serangkaian acara itu diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI dan Djarum Foundation serta didukung oleh Kementerian Pariwisata.

Salah satu acaranya adalah perkenalan makanan Indonesia di sekolah masak Hattori Nutrition College, Kamis (12/5/2016). Di situ, tim yang dipimpin oleh pakar kuliner William Wongso, termasuk empat siswi lulusan SMK Negeri 1 Kudus, mendemonstrasikan cara memasak soto ayam lamongan, asem padeh tongkol, dan rendang padang daging giling.

"Mereka paling suka soto lamongan, yang sup-sup gitu. Tempe juga mereka suka," kata Afifah Ramadani, lulusan SMKN 1 Kudus, dalam acara peluncuran Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016, Senin (16/5/2016) malam.

Afifah bersama tiga rekannya dari SMKN 1 Kudus, yakni Meida Intan Anggraini, Hilmi Yolandi, dan Divia Amelia, secara khusus dikirim ke Jepang untuk membantu ahli kuliner Indonesia, William Wongso, dan timnya untuk memperkenalkan makanan terbaik Indonesia dalam pameran tersebut.

KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO Suasana makan siang diiringi musik tradisional sasando dan biola di Pelangi Cafe, Shinagawa, Tokyo, Jepang, Selasa (17/5/2016). Penampilan seniman Indonesia itu merupakan bagian dari Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 yang digelar oleh Kedutaan Besar RI dan Djarum Foundation di Tokyo, 16 Mei hingga 30 Juni 2016.
Keempat siswi itu merupakan lulusan SMKN 1 Kudus dengan prestasi yang mereka raih selama menempuh studi di sekolah binaan Djarum Foundation tersebut.

William Wongso mengatakan, sebetulnya cita rasa masakan Indonesia tidak kalah dari masakan-masakan negara lain di Asia, misalnya Thailand, Vietnam, ataupun China. Dari acara pengenalan kuliner Nusantara di Jepang kali ini, ia yakin bahwa warga Jepang pun bisa menikmati semua menu asli Indonesia, termasuk rendang.

"Bisa dilihat di acara ini, semua menu habis. Memang orang Jepang ini tidak suka pedas, seperti rendang. Jadi untuk rendang pedasnya kita sesuaikan," kata William di sela-sela acara peluncuran pameran kuliner itu.

Hal serupa juga disampaikan oleh Peter, pemilik Pelangi Cafe di Shinagawa, Tokyo, Jepang. Pria asal Ambon yang pernah menekuni bisnis kuliner di Jakarta dan Singapura itu mengatakan, orang Jepang tidak suka makanan asin dan pedas.

"Mereka lebih suka menu yang simpel dan cepat saji. Saya sendiri usahakan agar lima menit jadi," kata Peter.

Di restoran milik Peter, menu yang disajikan benar-benar asli Indonesia. Selain nasi dan mi goreng, ada pula gado-gado, hingga asinan.

KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO Ahli kuliner Indonesia, William Wongso (tengah), dua siswi SMK Negeri 1 Kudus, Afifah Ramadani (kiri) serta Hilmi Yolandi, berpose di sela-sela acara peluncuran Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 di Shinagawa Prince Hotel, Tokyo, Jepang, Senin (16/5/2016) malam.
Peter menggilir menu-menu itu sesuai musim di Negeri Sakura. Saat musim dingin, misalnya, ia mengandalkan menu-menu berkuah seperti rendang, opor, dan sup. Saat kemarau, dia memilih sate kambing, sate udang, ikan bakar, dan menu barbeque lain.

Dari pengalaman 1,5 tahun mengelola restoran tersebut, Peter tahu bahwa warga Jepang suka gado-gado dan cemilan-cemilan seperti rujak, asinan, atau ikan-ikan kecil.

"Mereka enggak mau makanan yang banyak kalori. Enggak mau terlalu banyak penyedap rasa juga," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com