Teknologi mutakhir digunakan untuk membuat 3-D peta, proyeksi, miniatur, model, diorama, dan pengalaman interaktif untuk menghidupkan cerita ini.
Weta workshop merupakan studio desain yang terlibat dalam proyek dunia hiburan selama lebih dari 27 tahun dan lima kali meraih Oscar untuk desain dan efek.
Weta terlibat dalam pembuatan film seperti The Lord of the Rings Trilogy, King Kong, The Chronicles of Narnia, Avatar, District 9, The Adventures of Tintin, Elysium dan The Hobbit Trilogy, The Amazing Spider-Man 2, Godzilla, dan DOTA 2. Lokasi workshop-nya di Miramar juga dibuka sebagai museum.
Melongok jauh ke belakang, budaya dan sejarah orang Pasifik di Selandia Baru juga dirayakan. Tangata o le Moana, misalnya, bercerita tentang budaya Pasifik, masa lalu, dan sekarang.
Pengunjung diajak mengembara melalui beragam pameran mulai, dari vaka kuno (kano), perhiasan kontemporer, hingga musik modern lewat remix suara musisi Pasifik, seperti Bill Sevesi dan Fat Freddy’s Drop.
Kaya museum
Melongok ke era yang lebih modern, wisatawan bisa berpindah ke Museum Wellington yang bisa diakses dengan 10 menit berjalan kaki menyusuri pantai dari Te Papa.
Museum Wellington terletak di Bond Store, sebuah gedung bersejarah dari era tahun 1892 yang didesain arsitek terkemuka Frederick de Jersey Clere.
Ruang paling mewah di lantai teratas dulunya merupakan kantor pusat dari Wellington Harbour Board, sebuah pusat penting kekuasaan pada masa awal Wellington.
Pada pertengahan 1970-an, Bond Store tidak lagi menjadi pusat aktivitas di dermaga dan berubah menjadi museum kecil untuk rumah koleksi artefak terkait kisah pelabuhan Wellington dan sejarah maritim. Berupa bangunan empat lantai, museum ini membagikan kisah menarik dari kota Wellington.
Pengunjung bisa melongok sejarah awal Wellington. Mobil pertama kali tiba di Selandia Baru pada 1898. Pada 1917, Paramount Theatre menayangkan film bisu pertamanya, ”Less Than Dust”, tentang India yang dibintangi artis Amerika, Mary Picford.
Pada masa itu, Evening Post mencatat lebih dari 320.000 warga menonton motion pictures setiap minggu, lebih banyak dari mereka yang pergi ke gereja.
Dengan berjalan kaki 15 menit dari Museum Wellington, bisa dijumpai pula gereja katedral tua St Paul yang memesona dengan warna-warni jendela kaca patri dan bangunan kayu bergaya arsitektur gotik. Tak lagi dipakai untuk ibadah, gereja ini punya sejarah panjang sejak 1866.
Pengunjung bisa mengikuti tur virtual untuk melihat bangunan perpustakaan berarsitektur gotik, gedung parlemen klasik, dan kantor perdana menteri serta parlemen di Beehive (gedung serupa sarang lebah). Seluruh serpihan kisah dari masa lalu hingga kini Selandia Baru terangkum rapi pada museumnya. (Mawar Kusuma)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Mei 2016, di halaman 29 dengan judul "Selandia Baru, Jauh tetapi Dekat".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.