Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selandia Baru, Jauh tetapi Dekat

Kompas.com - 20/05/2016, 15:24 WIB

Teknologi mutakhir digunakan untuk membuat 3-D peta, proyeksi, miniatur, model, diorama, dan pengalaman interaktif untuk menghidupkan cerita ini.

Weta workshop merupakan studio desain yang terlibat dalam proyek dunia hiburan selama lebih dari 27 tahun dan lima kali meraih Oscar untuk desain dan efek.

Weta terlibat dalam pembuatan film seperti The Lord of the Rings Trilogy, King Kong, The Chronicles of Narnia, Avatar, District 9, The Adventures of Tintin, Elysium dan The Hobbit Trilogy, The Amazing Spider-Man 2, Godzilla, dan DOTA 2. Lokasi workshop-nya di Miramar juga dibuka sebagai museum.

Melongok jauh ke belakang, budaya dan sejarah orang Pasifik di Selandia Baru juga dirayakan. Tangata o le Moana, misalnya, bercerita tentang budaya Pasifik, masa lalu, dan sekarang.

Pengunjung diajak mengembara melalui beragam pameran mulai, dari vaka kuno (kano), perhiasan kontemporer, hingga musik modern lewat remix suara musisi Pasifik, seperti Bill Sevesi dan Fat Freddy’s Drop.

Kaya museum

Melongok ke era yang lebih modern, wisatawan bisa berpindah ke Museum Wellington yang bisa diakses dengan 10 menit berjalan kaki menyusuri pantai dari Te Papa.

Museum Wellington terletak di Bond Store, sebuah gedung bersejarah dari era tahun 1892 yang didesain arsitek terkemuka Frederick de Jersey Clere.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN Museum Wellington menjadi tempat yang nyaman bagi keluarga, termasuk anak-anak untuk bermain sekaligus belajar.
Bond Store dulunya punya peran utama sebagai gudang kargo untuk menyimpan barang-barang yang akan dikenai bea cukai.

Ruang paling mewah di lantai teratas dulunya merupakan kantor pusat dari Wellington Harbour Board, sebuah pusat penting kekuasaan pada masa awal Wellington.

Pada pertengahan 1970-an, Bond Store tidak lagi menjadi pusat aktivitas di dermaga dan berubah menjadi museum kecil untuk rumah koleksi artefak terkait kisah pelabuhan Wellington dan sejarah maritim. Berupa bangunan empat lantai, museum ini membagikan kisah menarik dari kota Wellington.

Pengunjung bisa melongok sejarah awal Wellington. Mobil pertama kali tiba di Selandia Baru pada 1898. Pada 1917, Paramount Theatre menayangkan film bisu pertamanya, ”Less Than Dust”, tentang India yang dibintangi artis Amerika, Mary Picford.

Pada masa itu, Evening Post mencatat lebih dari 320.000 warga menonton motion pictures setiap minggu, lebih banyak dari mereka yang pergi ke gereja.

Dengan berjalan kaki 15 menit dari Museum Wellington, bisa dijumpai pula gereja katedral tua St Paul yang memesona dengan warna-warni jendela kaca patri dan bangunan kayu bergaya arsitektur gotik. Tak lagi dipakai untuk ibadah, gereja ini punya sejarah panjang sejak 1866.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN Warga Indonesia yang tinggal di Wellington mementaskan angklung di Museum Te Papa Tongarewa yang merupakan museum nasional Selandia Baru.
Hanya 5 menit jalan kaki dari katedral, terdapat gedung parlemen yang menyimpan kisah politik dan sejarah parlemen lebih dari 150 tahun. Pemilu pertama Selandia Baru digelar 1853. Pada tahun 1893, Selandia Baru menjadi negara pertama di dunia yang memberi perempuan kesempatan bersuara.

Pengunjung bisa mengikuti tur virtual untuk melihat bangunan perpustakaan berarsitektur gotik, gedung parlemen klasik, dan kantor perdana menteri serta parlemen di Beehive (gedung serupa sarang lebah). Seluruh serpihan kisah dari masa lalu hingga kini Selandia Baru terangkum rapi pada museumnya. (Mawar Kusuma)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Mei 2016, di halaman 29 dengan judul "Selandia Baru, Jauh tetapi Dekat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com