Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Budaya dan Panorama Toraja

Kompas.com - 25/05/2016, 10:58 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Kami berbincang-bincang dengan Bupati Toraja Utara sekira 30 menit. Setelah berpamitan, kami pun segera membelah jalan di kota Rantepao menuju lereng Gunung Sesean.

Jalan yang berliku dan berlobang kami lintasi. Pada beberapa bagian jalan masih berupa tanah liat, sehingga memaksa sopir untuk ekstra hati-hati. Di tengah perjalanan, kami terpaksa balik kanan lantaran jalan di muka tertutup oleh bukit yang longsor. Akhirnya, kami pun mengambil jalan alternatif yang lebih jauh.

Perjalanan yang berat dan jauh itu pun segera terobati ketika kami sampai di Kalimbuang Bori’, sekitar 7 km dari Kota Rantepao, arah ke Batutumonga. Seperti kebanyakan obyek wisata di Toraja, situs Megalitik Kalimbuang Bori’ ini juga berbentuk pekuburan batu. Terdapat banyak sekali menhir yang berdiri di situs ini. Kabarnya, menhir ini adalah simbol seberapa banyak kerbau yang dipotong untuk menghormati jenazah yang dimakamkan di sini. Untuk menhir ukuran biasa, minimal 24 kerbau dipotong.

Menurut pemandu wisata kami, biasanya tak cuma kerbau yang dipotong, melainkan juga puluhan ekor babi ikut dipotong pada upacara menjelang pemakaman. Daging kerbau yang melimpah itu pun biasanya dibagi ke seluruh warga Bori dan sekitarnya.

Pembuatan batu menhir yang mirip tugu, memakan waktu cukup lama. Bisa berminggu-minggu. Sementara pembuatan kubur batu yang biasanya dikerjakan oleh dua penggali, minimal dikerjakan selama empat bulan.

Batu menhir diambil dari daerah di sekitar Toraja. Ukuran dan bentuk batu mengikuti keinginan pihak keluarga. Semakin tinggi batunya, kabarnya, semakin tinggi pula strata sosial dan kerbau yang disembelih.

Di tempat ini, jenazah dimakamkan di makam batu. Yaitu makam yang dibuat pada sebuah bukit batu atau gundukan batu yang besar. Bentuknya dari luar nampak kecil, berupa pintu berukuran 1x0,5 meter saja. Tapi bagian dalamnya cukup luas dan bisa digunakan sebagai pemakaman keluarga.

Sedemikian pentingnya upacara pemakaman Rambu Solo bagi orang orang Toraja. Masyarakat Toraja percaya tanpa upacara penguburan ini maka arwah orang yang meninggal tersebut akan memberikan kemalangan kepada orang-orang yang ditinggalkannya. Orang yang meninggal hanya dianggap seperti orang sakit, karena itu masih harus dirawat dan diperlakukan seperti masih hidup dengan menyediakan makanan, minuman, rokok, sirih, atau beragam sesajian lainnya.

Upacara pemakaman Rambu Solo adalah rangkaian kegiatan yang rumit serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Persiapannya pun selama berbulan-bulan. Sementara menunggu upacara siap, tubuh orang yang meninggal dibungkus kain dan disimpan di rumah leluhur atau tongkonan.

Puncak upacara Rambu Solo biasanya berlangsung pada bulan Juli dan Agustus. Saat itu orang Toraja yang merantau di seluruh Indonesia akan pulang kampung untuk ikut serta dalam rangkaian acara ini. Kedatangan orang Toraja tersebut diikuti pula dengan kunjungan wisatawan mancanegara.

Dalam kepercayaan masyarakat Tana Toraja (Aluk To Dolo) ada prinsip semakin tinggi tempat jenazah diletakkan maka semakin cepat rohnya untuk sampai menuju nirwana.

Bagi kalangan bangsawan yang meninggal maka mereka memotong kerbau yang jumlahnya 24 hingga 100 ekor sebagai kurban (Ma’tinggoro Tedong). Satu di antaranya bahkan kerbau belang yang terkenal mahal harganya. Upacara pemotongan ini merupakan salah satu atraksi yang khas Tana Toraja dengan menebas leher kerbau tersebut menggunakan sebilah parang dalam sekali ayunan. Kerbau pun langsung terkapar beberapa saat kemudian.

Satu jam kami berada di Bori. Selain menyaksikan menhir-menmhir yang menjulang serta pekuburan batu, kami beruntung bertemu dengan dua penggali kubur batu yang sedang bekerja memahat bukit batu untuk kuburan sebuah keluarga.

Sekira pukul empat sore, kami pun meninggalkan Bori dan meneruskan perjalanan menuju Batu Tumonga. Di sana kami menginap semalam di Hotel Mentirotiku.

Batutumonga merupakan kota kecil yang terletak di lereng Gunung Sesean di kecamatan Sesean Suloara, terletak 24 km sebelah utara kota Rantepao, yang memiliki panorama indah.

(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com