Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Tuhan di Tengah Kerbau Aduan

Kompas.com - 01/06/2016, 00:24 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Ini hari terakhir kami di bumi Toraja. Banyak hal yang bisa kami bawa pulang mengenai Toraja. Kenangan tentang Sa'dan sebagai kampung tenun sungguh mengesankan.

Sa’dan merupakan daerah pusat tenun di Toraja. Dibutuhkan waktu sekitar satu jam menggunakan mobil dari kota Rante Pao, ibukota Kabupaten Toraja Utara. Menurut pengakuan para penenun di Sa'dan, proses pewarnaan pada kain tenun di Sa'dan menggunakan bahan bahan alami.

Ada yang unik dibanding tenun dari daerah lain. Tenun di Sa'dan, semakin besar ukuran kainnya akan semakin murah. Sementara semakin kecil kain harganya justru akan semakin mahal, karena rumitnya proses yang dilakukan. Maklumlah, karena mereka menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin ( ATBM). Sehingga jika kita ingin memesan tenun di sini akan membutuhkan waktu sekitar dua bulan pengerjaan untuk sebuah kain.

Selama di Toraja, saya pun menjadi mafhum, bahwa hubungan keluarga di Toraja bertalian erat dengan kelas sosial. Ada tiga tingkatan kelas sosial: bangsawan, orang biasa, dan budak (perbudakan dihapuskan pada tahun 1909 oleh pemerintah Hindia Belanda).

Kaum bangsawan, yang dipercaya sebagai keturunan dari surga, tinggal di tongkonan, sementara rakyat jelata tinggal di rumah yang lebih sederhana (pondok bambu yang disebut banua). Budak tinggal di gubuk kecil yang dibangun di dekat tongkonan milik tuan mereka.

Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan" (kadang diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta. Alam semesta, menurut aluk, dibagi menjadi dunia atas (Surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah.

Sementara, Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata "tongkonan" berasal dari bahasa Toraja tongkon ("duduk").

Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com