Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ngabuburit" Naik Bus Wisata Keliling Jakarta? Catat Tips Berikut

Kompas.com - 08/06/2016, 13:33 WIB
Muhammad Irzal Adikurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kini wisatawan dapat menikmati wisata kuliner, belanja, dan sejarah Jakarta melalui tour bus wisata keliling Jakarta. Termasuk saat menunggu berbuka bagi yang berpuasa.

Agar tidak tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti menunggu terlalu lama atau salah membawa perbekalan saat menaiki bus wisata tersebut, berikut tips yang dihimpun KompasTravel.

Salah satu pengemudi senior Bus Wisata Jakarta, Desmanida Anwar (45), sekaligus guide dalam tour Jakarta ini menjelaskan tips apa saja yang perlu dicermati wisatawan agar perjalanya nyaman di bus wisata keliling Jakarta.

1. Datang lebih awal

Meskipun bus wisata sudah terdapat jadwal waktu pemberhentian di setiap shelternya, tak jarang kondisi jalan di Jakarta yang sering macet, membuat bus datang lebih awal ataupun terlambat. Namun menurut perempuan yang mengemudikan bus wisata sejak 2014 ini, bus wisata keliling Jakarta cenderung lebih cepat dari waktu yang direncanakan.

“Untuk menghindari macet apalagi jam kerja biasanya berangkat lebih cepat, setengah jam," ujar perempuan yang akrab disapa Desma kepada KompasTravel saat menaiki armadanya di tour 'History of Jakarta'," Minggu (5/6/2016).

Ia mengatakan terlebih untuk wisatawan yang hendak “ngabuburit” dan berbuka di tempat tertentu, mayoritas mengambil jadwal pada akhir, yaitu sekitar pukul 17.00. Jika datang tepat pukul 17.00 dan bus ternyata sudah berangkat, maka harus menunggu keesokan harinya, kecuali hari Sabtu yang beroperasi hingga pukul 23.00.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Wisatawan yang sudah menunggu kedatangan bus wisata keliling Jakarta di halte Monas dua, Minggu (5/6/2016).
2. Bawa minum atau makanan terlebih dahulu

Wisatawan akan menempuh perjalanan yang cukup jauh, sekitar dua jam perjalanan jika keadaan jalan lancar. Meski peraturan di dalam perjalanan tersebut dilarang makan, tapi wisatawan dapat membawa bekal minum untuk dikonsumsi di jalan. Selain itu alternatif lain anda mengisi perut terlebih dahulu sebelum berwisata.

Sedangkan bagi wisatawan yang sedang berpuasa dan hendak “ngabuburit”, juga disarankan membawa bekal minum dan makanan. Pasalnya keadaan jalan yang tidak menentu membuat anda tak tahu pasti saat di mana azan maghrib berkumandang.

Jika maghrib di dalam bus atau di tempat Anda turun, jauh dari penjual minuman, setidaknya Anda sudah bersiap dengan perbekalan.

3. Datang ke halte yang dikunjungi beberapa rute

Kita tidak tahu bus keberapa yang kita tunggu, apakah bus terakhir, atau bus pertama yang masih menyisakan banyak bus di belakangnya. Maka memulai perjalanan wisata dari halte yang dilalui banyak rute dapat membantu Anda agar tidak menunggu bus sangat lama.

Beberapa halte atau tempat pemberhentian dilalui ketiga rute bus wisata. Di antaranya halte Masjid Istiqlal atau Juanda, karena halte tersebut menjadi awal keberangkatan bus wisata. Selain halte tersebut, wisatawan dapat naik di Balai Kota Jakarta, dan Museum Bank Indonesia.

Di tempat-tempat tersebut wisatawan dapat memilih bus dengan rute wisata “Art and Culinary”, “History of Jakarta”, atau “Shopping Experience Jakarta”.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Petugas bus wisata Jakarta sedang membagikan tiket gratis dalam perjalanan tur wisata sejarah Jakarta menggunakan bus wisata.
4. Cermati waktu terbaik, pahami rute dan haltenya

Macetnya kota Jakarta, terutama pada waktu “Ngabubrit” atau pulang kerja di hari normal, membuat Anda wajib memperhitungkan estimasi perjalanan. Berbuka di kawasan kuliner Jakarta sesuai pilihan lebih baik dibanding anda harus buka puasa di tengah kemacetan.

“Lebih baik naik yang sebelum jam 5 sore, mulai jam 3 ke bawah di halte yang pas bisa menikmati dua kali perjalanan," ujar Desma.

Keberangkatan bus dalam sehari terdapat lima kali untuk Senin hingga Jumat, sedangkan Sabtu lebih banyak karena sampai malam. Senin hingga Jumat, keberangkatan dari halte utama pukul 09.00, 11.00, 13.00, 15.00, dan 17.00.

5. Sediakan uang tunai dan debit bagi wisatwan kuliner

Di beberapa tempat seperti museum menghendaki anda membayar tiket masuk menggunakan uang cash. Namun di beberapa tempat wisata kuliner dan belanja, mengharuskan Anda menggunakan debit untuk membayar saat bertransaksi, seperti di bazar Balai Kota Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com