Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Leker Rasa Rendang, Jajanan Favorit Crepe ala Gerobak

Kompas.com - 19/07/2016, 12:42 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com – Crêpe, makanan penutup ini sejatinya berasal dari Bretagne, wilayah Perancis bagian barat. Dibuat dari gandum, telur, susu, mentega, dan garam.

Sejenis panekuk tipis, kudapan ringan ini sangat digemari dan meluas ke berbagai negara dengan nama yang berbeda-beda. Di beberapa wilayah di Indonesia sendiri, crêpe banyak dijual di outlet-outlet pusat belanja modern.

Tapi di pusat Kota Salatiga, Jawa Tengah, penjual crêpe banyak bertebaran dengan gerobak-gerobak kayu. Mereka mangkal di sudut-sudut pusat kota.

Leker, demikianlah yang tertulis di gerobak penjual crêpe keliling. Bagi warga Salatiga, leker berarti kudapan ringan nan renyah dengan isi bervariasi. Mulai dari yang konvensional seperti cokelat meises, kacang, pisang, atau keju, hingga yang berisi ‘berat’ seperti ayam bakar manis pedas, galantin, sosis, sampai daging sapi rendang.

Lekker sendiri, dalam bahasa Belanda artinya enak.

Jika biasanya crêpe asli dibuat dari gandum, tapi leker dibuat dari tepung beras, gula pasir, susu, telur, mentega yang dipanggang dengan anglo, tungku yang menggunakan bahan bakar arang.

Adonan dituang ke wajan tembaga berdiameter sekitar 20 cm di atas anglo. Adonan yang dituang dibikin tipis agar menghasilkan kesan kulit yang crispy saat digigit.

Sesaat setelah dituang tipis itu, langsung diisi dengan pilihan adonan seperti keju, kacang, sosis, daging, atau sesuka selera. Tak perlu waktu lama, kulit itu dilipat berbentuk segitiga.

Leker sangat nikmat jika disantap langsung begitu selesai dipanggang. Hangat dan crispy atau renyah begitu terasa di kulit pinggirannya. Mengudap leker, dimulai dari tepi kue yang renyah kemudian baru ke tengah dimana adonan isi favorit dipilih.

Jika Anda memilih cokelat, ketan, pisang, dan kacang, tentulah rasanya manis. Tapi rasakan sensasinya jika Anda memilih isi seperti sosis, telur dadar, ayam bakar, daging empal sapi yang dimasak ala bacem, atau daging rendang Padang.

KOMPAS.com/DANI J Sofroni dan gerobak kue leker ini selalu mangkal di lapangan Pancasila Salatiga, Jateng.
Ayam dan daging sapi disuwir dalam potongan kecil agar muat dalam crepe. Kulit yang manis berpadu rasa gurih bahkan pedas pada adonan isi. Nikmat dan tak biasa.

Sebaiknya leker jangan dibungkus dan dibawa pulang. Pasalnya, leker yang sudah dingin kurang nikmat dimakan karena sudah terasa melempem dan agak alot dikunyah.

Harga leker konvensional terbilang murah, antara Rp 1.500 - Rp 2.000 per potong. Tapi Leker Pak Sof, demikian Sofroni melabeli gerobak jualannya, harganya di atas rata-rata. Paling murah Rp 4.000 untuk isi ketan dan termahal Rp 13.000 untuk isi telur campur sosis dan keju.

“Meski mahal tapi justru leker isi telur, sosis, dan keju yang paling laris. Memang kalau dibanding penjual leker lain, jualan saya yang paling mahal, tapi soal rasa boleh diadu,” tutur Sofroni sembari mengipasi anglo.

Menurut Sof, orang yang baru sekali  membeli, biasanya terkejut dengan harga. Mereka akan mencari penjual leker lain untuk membandingkan. Tapi pada akhirnya, balik lagi kemari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com