Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernostalgia dengan Kuliner Masa Lalu di Pasar Kangen Jogja

Kompas.com - 20/07/2016, 19:03 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kangen adalah perasaan yang sering dialami oleh setiap manusia ketika rindu kepada seseorang atau pun sesuatu yang sudah lama tidak berjumpa. Perasaan kangen ini pasti pernah dirasakan oleh setiap manusia.

Seperti halnya, ketika seseorang rindu akan makanan yang zaman dulu disantap ataupun ingin memainkan permainan tatkala masih kecil. Kerinduan akan zaman dulu, khususnya Yogyakarta kini dapat terobati.

Sebab, demi mengobati rasa rindu akan kuliner zaman dulu, hadir kembali Pasar Kangen Jogja yang dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta mulai dari tanggal 19-27 Juli 2016.

"Setiap tahun. Ini pelaksanaan Pasar Kangen Jogja yang ke-9," ujar Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja, Ong Hariwahyu, Rabu (20/7/2016).

Di pasar Kangen Jogja ke-9 ini, terdapat 68 stand dengan konsep gubug yang mengitari Taman Budaya Yogyakarta. Stand-stand ini seluruhnya menjajakan kuliner tradisional yang dulu pada zamannya mudah dijumpai.

Kehadiran kuliner-kuliner zaman dulu ini membuat orang tua maupun pengunjung yang dahulu pernah tinggal di Yogyakarta bisa bernostalgia dengan masa lalu khususnya kuliner.

Kuliner yang hadir dalam Pasar Kangen Jogja antara lain thiwul, lopis ketan, wedang uwuh, cenil, sate gajih, sate kere, kipo, berbagai jenang, jadah tempe, hawuk-hawuk, ledondo, lupis dan masih banyak lagi.

Penjaga stand di Pasar Kangen Jogja pada tahun ini diwajibkan mengenakan pakaian tradisional. "Kami melakukan seleksi ketat untuk stand kuliner agar yang hadir benar-benar tradisi khas Yogya," tegas Ong.

Selain itu, ada juga 51 stand kerajinan. Produk kerajinan berbasis kawasan yang dihadirkan di Pasar Kangen Jogja kali ini antara lain, wayang kardus, topeng kayu, cincin akik, kaset lawasan, piringan hitam, poster zaman dulu, majalah jadul, kaos motif lawasan dan koleksi buku lawas.

"Barang lawasan ini bakal semakin mengaduk-aduk memori dan kenangan masa lalu pengunjung tentang Yogyakarta," ucap Ong.

Hadir pula memanjakan pengunjung, 20 kelompok kesenian tradisional antara lain, keroncong, jathilan, reog, wayang orang, ketoprak, wayang kulit, ndolalak dan angguk.

KOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA Pengunjung saat asyik menikmati kuliner tradisional di bawah pohon beringin Taman Budaya Yogyakarta. Pasar Kangen Jogja dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta tanggal 19-27 Juli 2016.
Di ruang pameran juga digelar pameran wayang Nusantara yang menghadirkan 200 lukisan wayang dari berbagai daerah di Indonesia.

Di Pasar Kangen Jogja ini, pengunjung bisa melepas rasa rindu sepuasnya karena Pasar Kangen Jogja buka dari pagi sampai malam hari.

Pasar Aja Ilang Kumandhange

Pasar Kangen Jogja kali ini telah memasuki pelaksanaan ke-9. Kegiatan pasar Kangen Jogja ini juga untuk memberikan ruang kepada pelaku seni tradisi di Yogyakarta. "Pasar Kangen Jogja ini untuk memberikan ruang kepada mereka yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi," ujar Ong.

Berbeda dengan Pasar Kangen Jogja sebelumnya, tahun ini tema yang diangkat "Pasar Aja Ilang Kumandhange". Tema ini dipilih untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat.

Pasar selain menjadi tempat dalam peristiwa ekonomi juga terdapat peristiwa sosial. Inilah yang menjadikan pasar menjadi riuh. "Kumandhange" pasar itu karena dulu ada transaksi, ada dialog antara pembeli dan pedagang. Dari situlah muncul kearifan lokal dan nilai-nilai kemanusiaan dipupuk bersama.

"Karakter pasar seperti ini lah yang sekarang hilang ketika pasar tradisional mulai digusur oleh hadirnya mal dan toko-toko berjejaring yang saat ini merambah ke desa-desa," pungkas Ong Hariwahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com