DARWIN, KOMPAS.com – Seorang teman terpaku saat melintas di depan sebuah restoran di Darwin, ibu kota Northern Territory, Australia. Sebuah papan besar di antara pagar yang dirambati dedaunan bertuliskan “Tims, Restaurant Manager, Steak Seafood & Crocodile, Head Chef Edy Triyanto”.
“Ini chef-nya pasti orang Indonesia,” ungkap teman tersebut.
Perkiraannya tak meleset. Edy Triyanto adalah warga Indonesia asli Blitar, Jawa Timur, yang menjadi koki kepala di restoran ini.
(Baca selengkapnya: Icip-icip “Schnitzel” Daging Buaya Buatan Chef Indonesia di Australia)
Malam itu, pada akhir Mei 2016, Edy yang mengenakan kaus dan celana jins sudah hampir merampungkan tugasnya dan hendak pulang ke rumah. Setelah mendapatkan izin dari bosnya, Edy lalu menyampaikan undangan untuk datang kembali beberapa hari kemudian.
Edy bekerja di restoran Tim's Surf 'n' Turf pada 2005 setahun setelah memulai kehidupan di Darwin.
"Kerja di sini mulai dari nol, mulai dari kitchenhand, cuci-cuci piring, bikin salad, bakar roti, lalu bisa masak main course setelah punya sertifikat,” ungkap Edy mengenang perjalanan kariernya.
Pria kelahiran 13 Mei 1978 itu mengatakan bahwa tak mudah untuk mencapai tahap bisa memiliki sertifikat untuk memasak main course.
Pada hari liburnya, dia kerap datang ke dapur dan membantu head chef sebelumnya dalam mempersiapkan bahan masakan. Sambil membantu, dia bisa melihat dan belajar ketika head chef mempersiapkan makanan.
Setelah tiga tahun menempuh tugas sebagai kitchenhand dan belajar menjadi koki, Edy lalu menerima kepercayaan menjadi koki kepala atau head chef pada tahun 2008 ketika koki kepala sebelumnya mengundurkan diri.
Kini, di dapur, dia memiliki lima koki sebagai rekan kerja. Semuanya berasal dari negara yang berbeda-beda sehingga kerap mengalami kendala berkomunikasi karena masalah bahasa.
“Tapi yang menyenangkan adalah bisa sharing masakan dengan mereka, tentang masakan dari berbagai negara,” ungkap Edy.
Sebagai head chef, Edy bertanggung jawab atas sejumlah hal, mulai dari kebersihan dapur, belanja bahan, hingga kualitas makanan yang diproduksi. Setiap pagi, dia akan datang mengecek kesiapan dapur dan bahan masakan, lalu mulai datang bekerja lagi pada sore menjelang malam.
“Ini tantangan sebagai chef, jaga kualitas (makanan) dan konsisten masak sausnya,” ungkap Edy.