Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KEK Tanjung Lesung, Embrio Kemakmuran Banten Selatan

Kompas.com - 09/08/2016, 14:07 WIB

BUTUH seabad lamanya untuk kembali berani menyemai embrio kemakmuran di wilayah Banten selatan. Sebelum diluluhlantakkan tsunami akibat letusan Gunung Krakatau pada 1883, kemakmuran warga Banten selatan tecermin dari keramaian Pelabuhan Teluk Lada di sebelah utara Ujung Kulon.

Hitungan seabad dimaksudkan ketika pada 1989 Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat, mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1989. Perda itu mengatur penetapan kawasan barat Jawa itu menjadi enam kawasan pariwisata, meliputi Ujung Kulon, Tanjung Lesung, Carita, Pantai Bama, Situ Cikedal, dan Gunung Karang.

Khusus untuk Tanjung Lesung, direncanakan pembangunan sarana pariwisata waktu itu mencapai 2.500 hektar. Itu mencakup garis pantai Tanjung Lesung di sebelah utara Ujung Kulon sepanjang 19 kilometer.

Penetapan perda itu pada dasarnya untuk memicu perubahan sosial dan ekonomi, terutama di wilayah Banten selatan yang didera kemiskinan. Perda itu disusul Surat Gubernur Jawa Barat Nomor 593/1603/BKPMD/1990 perihal penyediaan lokasi untuk kawasan terpadu Tanjung Lesung.

Lokasi itu kini menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung seluas 1.500 hektar yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 23 Februari 2015.

General Manager Tanjung Lesung Beach Hotel W Widiasmanto mengatakan, pengembangan kawasan KEK Tanjung Lesung masih lamban karena investor masih menanti adanya kemudahan akses dari Jakarta. Untuk mempermudah akses tersebut akan dibangun jalan tol.

”Jalan tol dari Jakarta ini banyak dinantikan investor yang ingin mengembangkan usaha di KEK Pariwisata Tanjung Lesung,” kata Widiasmanto, akhir Juni lalu. Pembangunan tol masih dalam tahap persiapan pengadaan lahan sampai pengerjaan teknis. Dengan adanya tol, jarak tempuh kawasan ini dari Jakarta sekitar 170 kilometer.

Meskipun pembangunan besar-besaran belum terjadi, penetapan KEK pariwisata tahun lalu sudah banyak berimbas. Salah satunya adalah tumbuhnya banyak homestay atau penginapan di sepanjang jalur menuju KEK Pariwisata Tanjung Lesung. Ini juga mengindikasikan wisatawan mulai banyak.

Suguhan panorama pantai yang bersih dengan pemandangan Anak Gunung dan Gunung Krakatau menjadi pesona tersendiri. Selain itu, memandang matahari terbenam di pinggir Selat Sunda itu menjadi momentum berharga.

Warga di sekitar KEK Pariwisata Tanjung Lesung pun tidak ingin berdiam diri untuk menyambut kemungkinan berubahnya perekonomian dari sektor pariwisata tersebut. Salah satunya adalah mengembangkan batik khas Tanjung Lesung.

Sebuah sanggar batik di Kampung Cikadu, Sanggar Desa Tanjungjaya, telah melahirkan kreasi batik yang disebut batik cikadu. Para perajinnya adalah ibu rumah tangga yang akhirnya mendapat rembesan rezeki dari KEK Tanjung Lesung.

Ketimpangan

Banten selatan yang tergolong berpendapatan rendah itu diwakili oleh Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Wilayah Banten lain di bagian utara, meliputi Kabupaten Serang dan Tangerang serta Kota Tangerang, Tangerang Selatan, Serang, dan Cilegon, memiliki pendapatan asli daerah (PAD) yang lebih tinggi.

Badan Pusat Statistik 2014 Banten menyebutkan, PAD Lebak sebesar Rp 244,44 miliar dan PAD Pandeglang sebesar Rp 140 miliar. Sementara itu, PAD Kabupaten Serang sebesar Rp 464 miliar dan Kabupaten Tangerang sebesar Rp 1,57 triliun.

Wilayah Lebak terluas, sekitar 3.000 kilometer persegi, disusul Pandeglang sekitar 2.700 kilometer persegi. Pelaksana Tugas Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, ada ketimpangan sosial dan ekonomi antara Banten selatan dan Banten utara.

Kawasan industri terkonsentrasi di Banten utara. Paling tidak ada 19 kawasan industri di sana, antara lain Krakatau Industrial Estate Cilegon, Jababeka Industrial Estate, Balaraja Industrial Park, Modern Cikande Industrial Estate, Balaraja Industrial Estate, Kawasan Industri dan Pergudangan Cikupa Mas, serta Millennium Industrial Estate.

KOMPAS/RIZA FATHONI Pesisir pantai Tanjung Lesung inilah yang akan ditawarkan sebagai daya tarik lokasi wisata. Sejumlah tanah di kawasan itu telah dikapling investor untuk dibangun resor dan hotel.
Dari 12 proyek strategis nasional, sebagian besar berada di bagian utara hingga tengah. Proyek-proyek itu seperti Tol Serang-Panimbang, KEK Tanjung Lesung, Tol Kunciran-Serpong, dan Tol Serpong-Balaraja.

”Ketika infrastruktur jalan itu jadi, wisata akan jadi,” kata Widiasmanto, yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Wilayah Banten.

Pengalaman wisatawan

KEK Pariwisata Tanjung Lesung masihlah sebuah embrio yang akan terus tumbuh atau mati di kemudian hari. Ketika menyimak pengalaman wisatawan di Beach Club KEK Tanjung Lesung, keindahan dasar laut Tanjung Lesung tidak sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan.

Ketika itu, empat wisatawan berangkat dari dermaga kecil sekitar pukul 13.00. Lima menit kemudian, kira-kira 500 meter dari garis pantai, kapal terhenti. Terumbu karang di lepas pantai Tanjung Lesung sedalam sekitar 4 meter menjadi incaran.

Namun, mayoritas terumbu karang berwarna kelabu atau putih pucat. Setelah sekitar satu jam berenang dan menyelam, para wisatawan itu kembali ke kapal. ”Terumbu karangnya kurang baik,” ujar Ichwan (26), wisatawan asal Kota Serang.

Ichwan mengatakan, terumbu karang adalah rumah ikan. Ketika terumbu karang itu bagus, akan ada banyak ikan yang menjadi daya tarik pariwisata. Ketika terumbu karang tidak bisa dijadikan daya tarik utama pariwisata laut, masih ada peluang pengembangan wisata olahraga air.

KOMPAS/RIZA FATHONI Salah satu resor wisata di Tanjung Lesung yang menawarkan kemolekan pesisir pantai Tanjung Lesung di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pandeglang, Banten.

Wisatawan lain, Ichwal Widiaji (21), mahasiswa semester VIII Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, mengatakan, dirinya pernah mengambil sampel terumbu karang di tiga lokasi di Tanjung Lesung.

Sampel pertama yang diambil pada Agustus 2015 menunjukkan, tutupan terumbu karang sekitar 58 persen. Sampel kedua diambil pada Mei 2016 dan tutupan terumbu karang menurun menjadi 50 persen.

”Persentase itu belum dianggap baik. Hasil sampel menunjukkan level sedang untuk kualitas kehidupan terumbu karang,” kata Widiaji.

Pengawas aktivitas di Beach Club Tanjung Lesung, Hariyanto (54), mengatakan, pihaknya melakukan penyuluhan dan menjual bibit terumbu karang sejak lima tahun lalu. ”Penanaman dilakukan 2-3 kali per tahun. Harga setiap bibit terumbu karang Rp 20.000 dan ditaruh dalam pot,” ujar Hariyanto.

KEK Pariwisata Tanjung Lesung adalah magnet pariwisata baru di sebelah barat Jakarta. Namun, selayaknya embrio, ketika tidak mendapatkan perawatan dengan baik, kawasan itu tidak akan tumbuh dengan baik atau bahkan akan mati. (ANITA YOSSIHARA/DWI BAYU RADIUS/NAWA TUNGGAL)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Agustus 2016, di halaman 22 dengan judul "Embrio Kemakmuran Banten Selatan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com