Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Soo Il, Laki-laki Korea yang Mencintai Indonesia

Kompas.com - 11/08/2016, 05:14 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

Karena itu, saat Kantor KJRI pindah dari BIC, dia sangat terpukul. "Kantor KJRI tutup dengan alasan anggaran. Tapi saya sebenarnya beri sewa gratis itu. Saya hanya pungut 2.000 dollar AS untuk listrik dan kebersihan. Namun begitu mereka merasa berat. Jadi sekarang kosong," tuturnya getir.

Saat ini, setiap hari Sabtu, ruangan bekas Kantor KBRI di lantai 3 dipakai untuk Taman Kanak-kanak warga Indonesia di Busan. "TK buat anak-anaknya mahasiswa di sini. Orang tuanya juga bisa berkumpul. Itu semua gratis," sebutnya.

Ia menambahkan, setidaknya setiap sabtu ada 20 anak yang aktif datang, dari 30 yang terdaftar.

Selain kafe di lantai 1 dan di lantai 3 bekas ruangan,  pada lantai 2 BIC terdapat Galeri Seni Indonesia.  Kemudian di lantai 4 merupakan kantor Kim sebagai VITO, serta lantai 5 menjadi guest house khusus untuk warga Indonesia.

Tempat mengadu para TKI

Kim bercerita, dia juga menjadi tempat mengadu para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mendapatkan perlakuan tidak adil. "Mereka menelepon saya tengah malam, untuk ngomong bahwa saya tidak dibayar, minta diselamatkan, dan sebagainya," ucapnya.

Dia berujar, dirinya tak jarang berangkat ke lokasi TKI yang menelepon. "Karena sesama orang Korea, persoalan bisa diselesaikan," katanya.

Selain itu, posisinya yang dekat dengan pemerintah Korsel juga menjadi salah satu daya tawar, sehingga perusahaan enggan berurusan dengannya.

Namun demikian tidak jarang, dia menerima intimidasi dari pihak yang tidak senang dengan langkahnya itu. "Saya ditelepon, 'kami sudah tahu telepon kamu, hati-hati.' Saya diancam," ujar Kim yang pernah menjadi menteri di Korsel ini.

Hal itu tidak membuat Kim mundur, dia pun tetap melayani para TKI yang mengadu ke dirinya.

KOMPAS.com/ERLANGGA DJUMENA Kim Soo Il di ruang kerjanya, di Busan Indonesia Center.
Biasanya TKI yang mendapat masalah adalah yang ilegal. Kontrak mereka sudah habis, namun tetap tinggal di bekerja di Korea tanpa mengurus surat-surat resmi. Kim menyebut, dalam setahun setidaknya 100 TKI menelepon dirinya.

Atas sumbangsihnya terhadap Indonesia, Kim pernah menjadi perwakilan pemerintah Indonesia di Korea selama 14 tahun, mulai 1993 pada era Soerharto sampai tahun 2007 pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Dia pun sudah dikunjungi oleh 5 Presiden RI di masa itu, yakni mulai Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Kim mengaku hingga kini dia masih berteman dengan Habibie. Bahkan baru-baru ini mengunjungi Habibie itu di Jakarta. "Saya, Pak Habibie, dan Pak Agung Laksono kawan lama," ucapnya.

Itulah sekelumit cerita dari Kim Soo Il yang mencintai Indonesia, hingga tenaga, harta dan hidupnya seolah untuk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com