Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berada di Antara Langit dan Bumi, Masuklah ke Goa Batu Cermin

Kompas.com - 02/09/2016, 06:23 WIB
Markus Makur

Penulis

BANYAK kegiatan selama ini di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur dilaksanakan di alam bebas, seperti di gunung atau di pinggir pantai. Rapat di hotel merupakan hal biasa. Tapi saat ini belum lazim bagi siapa saja mengadakan kegiatan atau rapat di ruangan antara langit dan bumi.

Ruangan yang sangat cocok untuk mengadakan rapat sambil berpetualangan di antara langit dan bumi adalah goa alam Batu Cermin, di Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Pulau Flores.

Rabu (31/8/2016) sore, rombongan jurnalis dari Jakarta yang sedang meliput kegiatan lembaga Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia  meluangkan waktu berkunjung di goa alam Batu Cermin, ujung barat Pulau Flores.

Setelah meliput di daerah pedesaan di Kampung Melo, Desa Liang Ndara dan Kampung Mbrata, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, rombongan disuguhkan keindahan alam dan panorama di pesisir pantai Manggarai Barat. Mulai dari Pantai Gorontalo, Pantai Pede dan pelabuhan Labuan Bajo.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Rombongan jurnalis dari Jakarta sedang berselfie di obyek wisata Goa Batu Cermin di Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (31/8/2016).
Seorang sopir travel di Kota Labuan Bajo, Aventinus menginformasi secara lisan tentang keunikan goa alam Batu Cermin di Kota Labuan Bajo.

Sontak semua rombongan jurnalis dari Jakarta yang pertama kali meliput di Labuan Bajo sepakat untuk mengunjungi goa alam itu. Selama ini mereka mengetahuinya dari media massa.

Sopir travel dan seorang jurnalis nasional yang berada di Flores mendampingi rombongan itu menuju ke Goa Batu Cermin.

Setiba di pintu masuk areal goa, rombongan membayar karcis masuk. Setiap pengunjung dikenakan Rp 20.000 per orang. Jadi, rombongan ada tujuh orang membayar uang masuk Rp 140.000.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Rombongan jurnalis dari Jakarta sedang menuju ke Goa Batu Cermin, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (31/8/2016). Goa Batu Cermin menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Labuan Bajo.
Mulailah mereka berpetualang dipandu oleh Itham Salup, pegawai Dinas Pariwisata Manggarai Barat didampingi siswa praktik lapangan dari SMK Negeri 1 Labuan Bajo, Aleksius Asri Wawanto. Rombongan berjalan kaki menyusuri jalan setapak di celah-celah bambu berduri, di mana orang lokal menyebut bambu Gurung.

Perjalanan selama lima menit dan tiba di pelataran di tengah areal Goa Batu Cermin. Dari pelataran itu dapat melihat kemegahan dan kekokohan goa alam dengan batu cadas.

Pemandu lokal terus memberikan keterangan dan data-data detail tentang Goa Batu Cermin.  Rombongan tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan foto bersama di pintu masuk goa tersebut. Selanjutnya, mulailah mereka menjejakkan kaki di tangga-tangga goa tersebut.

Menaiki tangga beton dilanjutkan dengan tangga batu alam perlu kewaspadaan ekstra karena batu alam sangat tajam. Selanjutnya rombongan istirahat di titik pintu masuk goa. Pemandu membagikan helm safety. Sedihnya, banyak helm safety sudah rusak.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Rombongan jurnalis mengabadikan gambar di ruangan dalam Goa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (31/8/2016). Goa alam ini sangat cocok untuk mengadakan pertemuan dan rapat karena ruangannya sangat luas.
Setelah semua peserta menggunakan helm, mulailah masuk goa dengan dibantu oleh delapan senter, dan lampu sorot.

Pemandu menginformasikan tentang kewaspadaan memasuki goa alam di antara langit dan bumi dan berbatu cadas. Satu per satu masuk, semua berjalan agak merunduk sambil memegang helm supaya kepala tidak terantuk dengan stalaktit yang sangat tajam.

Setelah berhati-hati berjalan merunduk sampailah mereka di ruangan di antara langit dan bumi. Ruangan ini sangat besar dan pengunjung bisa berdiri. Ruangannya sangat lebar. Ruangan ini sangat cocok menjadi tempat rapat di dalam goa. Jika komunitas atau lembaga ingin mengadakan rapat di goa alam bebas, maka Goa Batu Cerminn sangat tepat dan cocok.

Belum puas sampai di ruangan itu, rombongan menuju ke tempat yang disebut Batu Cermin yang terus dipandu oleh pemandu lokal. Dalam ruangan itu, rombongan jurnalis bertemu dengan pengunjung lainnya yang berwisata di tempat itu.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Lubang di Goa Batu Cermin, tempat masuknya sinar matahari. Maka tempat itu disebut Batu Cermin. Inilah keunikan Goa Batu Cermin di Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (31/8/2016).
Tak jauh dari ruangan itu rombongan tiba di lokasi Goa Watu Cermin (watu artinya batu). Mengapa disebut Watu Cermin? Dalam bahasa Manggarai, "watu" adalah batu, sedangkan "sermeng" adalah cermin. Jadi sesungguhnya goa itu disebut Watu Sermeng, yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Goa Batu Cermin.

Menurut Salup, Goa Batu Cermin ditemukan oleh seorang misionaris asal Belanda yang bertugas di Keuskupan Ruteng. Disebut Batu Cermin, lanjut Salup, ada sebuah lubang bulat di celah-celah goa itu, di mana sinar matahari masuk ke dalam goa melalui lubang tersebut.

Sinar matahari itu dipantulkan di batu-batu sehingga mengakibatkan sinar itu menyinari ruangan. Jadi di areal Goa Batu Cermin terdapat dua ruangan di antara langit dan bumi. Unik dan ajaib.

“Luas area goa yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat adalah 19 hektar. Goa ini dikelilingi pemukiman masyarakat Kota Labuan Bajo. Goa ini berada di pusat Kota Labuan Bajo. Akses dari bandara dan pelabuhan sangat dekat. Kini, jalan masuk sudah diaspal. Ini dampak dari Sail Komodo bagi pembangunan infrastruktur jalan di obyek wisata,” tutur Salup.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Goa Batu Cermin juga sebagai tempat bersarang lebah madu. Ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan asing dan Nusantara untuk mengunjungi obyek wisata yang berada di tengah Kota Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
Siswa Praktek lapangan SMK Negeri 1 Labuan Bajo, Aleksius Asri Wawanto kepada KompasTravel menjelaskan, Goa Batu Cermin menjadi salah satu tempat yang dikunjungi oleh wisatawan asing dan wisatawan nusantara.

Setiap hari selalu ada wisatawan berkunjung ke goa ini, baik secara pribadi maupun rombongan.

“Beberapa bulan lalu sangat ramai dikunjungi wisatawan mancanegara dan nusantara. Kalau hari-hari belakangan ini, jumlah kunjungan wisatawan tidak terlalu ramai,” kata Aleksius.

Wartawan Republika, Ahmad Islamy Jamil, yang pertama kali mengunjungi Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat kepada KompasTravel menjelaskan, Labuan Bajo dengan ikon komodo menjadi daya tarik bagi jurnalis Jakarta untuk melakukan peliputan berita dan perjalanan wisata.

“Semua wartawan Jakarta rindu untuk meliput keunikan binatang komodo yang menjadi ikon dunia. Selain itu keindahan alam menjadi daya tarik tersendiri untuk digali dari seorang jurnalis,” jelasnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Stalaktit dan Stalakmit di Goa Batu Cermin sudah menyatu. Ini salah satu keunikan dari goa alam tersebut. Jejak-jejak hewan laut juga dapat ditemui di dinding batu Goa Batu Cermin, di Desa Batu Cermin, Manggarai Barat, Flores, NTT.
Selain itu yang unik di Pulau Flores, lanjut Ahmad, setiap Kabupaten di Pulau Flores dan Lembata memiliki bahasa ibu atau bahasa daerah tersendiri.

Bahkan, setiap suku yang berada di sembilan Kabupaten di Flores ini memiliki bahasa ibu sendiri. Itu yang unik dan perlu diteliti dan dikaji lebih jauh. Jadi Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu anak-anak bangsa di Pulau Flores dan Lembata.

“Saya sangat kagum dengan alam di Pulau Flores. Saat mendarat di Bandara Komodo dua hari lalu, dari atas pesawat melihat keindahan alam dan baharinya,” kata Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com