Jalan panjang restorasi
Cheonggyecheon berasal dari kata ”cheon” yang berarti sungai dan ”cheonggye” yang berarti aliran air jernih. Namun, jalan kisahnya tak sejernih namanya.
Sebuah foto awal abad ke-20 dari dokumen pemerintah metropolitan Seoul memperlihatkan warga mencuci dan mandi di Sungai Cheonggye yang surut airnya. Bangunan relatif sedikit.
Foto lain pada tahun 1950-an memperlihatkan pinggiran sungai dipadati hunian kumuh, sebagian berdiri di atas badan sungai dengan bambu dan kayu penopang.
Setelah Perang Korea tahun 1953, Seoul menjadi sasaran pendatang. Ibu kota Korea Selatan ini berkembang menjadi kota metropolitan. Pusat pemerintahan sekaligus menjadi pusat kegiatan ekonomi. Hunian bertumbuh, termasuk pinggiran kali yang disesaki warga miskin kota.
Dalam perkembangannya, pemerintah kota merobohkan bangunan kumuh di pinggiran sungai sejak tahun 1958. Lalu, pada 1967-1971, jalan layang bebas hambatan dibangun untuk mengakomodasi kebutuhan transportasi, tepat di atas badan Sungai Cheonggye.
Dengan segera jalan ini menyedot kendaraan. Sedikitnya 170.000 kendaraan melintasi jalur bebas hambatan itu per hari.