Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentarum, Danau bagi Para Pencari Keseimbangan Hidup

Kompas.com - 07/10/2016, 06:31 WIB
Josephus Primus

Penulis

Gentong raksasa

Merujuk laman pesonaindonesia.travel, Danau Sentarum dinobatkan sebagai Taman Nasional sejak 1999. Sebelumnya, Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) berstatus cagar alam pada 1981-1982 dan suaka margasatwa sejak 1983.

Memiliki luas 132.000 hektar, Danau Sentarum berada di wilayah tujuh kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, yakni Batang Lupar, Selimbau, Badau, Jongkong, Bunut Hilir, Suhaid, dan Semitau.

Danau ini punya fungsi laiknya gentong raksasa, tergantung musim. Sejak mulai musim hujan, Danau Sentarum terisi air hingga penuh.

Selama sepuluh bulan dalam satu tahun, Danau Sentarum adalah kolam besar dengan kedalaman hingga 15 menter. Airnya coklat kemerahan akibat bahan asam tannin dari pohon dan daun yang membusuk di dalam air.

Sebaliknya saat surut,  pada musim kemarau, danau ini menyisakan beberapa titik air sebagai sumber hidup bagi mahluk-mahluk yang bersembunyi di balik semak belukar.

Pada musim kemarau, air danau “berpindah” mengisi kekurangan debit air Sungai Kapuas. Areal danau pun berangsur menjadi lapangan kering.

Inilah keseimbangan hidup Danau Sentarum, yang kemudian antara lain dirujuk juga oleh sastra lisan Suku Dayak.

Biasa disenandungkan orangtua kepada anak diiringi petikan sapek—alat musik tradisional berbentuk seperti gitar—, sastra tersebut bertutur tentang pentingnya keseimbangan hidup.

Dalam satu putaran hidup, ada masa "kering" dan "basah". Ketika lahan Danau Sentarum berubah menjadi tanah luas tanpa air, di situlah waktu bagi manusia merefleksikan diri bahwa kelimpahan akan air ada batasnya.

Sebaliknya, masa "basah" adalah penanda bahwa kelimpahan itu pun akan ada batasnya juga. Kalau kata LAS!, "Berdialektika dengan alam, mencari cakra keseimbangan, dengan harmoni kehidupan."

Tantangan Danau Sentarum

Josephus Primus Promosi Danau Sentarum di dalam gerbong Commuter Line Jabodetabek. Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimatan Barat adalah sebuah danau yang menjadi sumber air Sungai Kapuas menjulur sepanjang 1.143 kilometer dan mengambang di antara gunung-gunung berderet.

Bagi para pemilik jiwa petualang, ada kesempatan besar menjadi saksi mata betapa kayanya Danau Sentarum. TNDS menjadi habitat bagi 265 jenis ikan air tawar, 675 spesies tanaman, dan 147 jenis mamalia, 311 jenis burung, 265 jenis ikan, 64 jenis reptil dan ampibi, serta 154 jenis anggrek alam.

Beberapa endemik - satwa dan tumbuhan khas daerah ini— sebagian telah dikenali dalam catatan ilmuwan. Sebut saja tembesu atau tengkawang (Shorea beccariana), jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp), keruing (Dipterocarpus sp), dan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Bila Anda beruntung, beberapa satwa unik lain dapat ditemui pula. Misalnya, siamang (Hylobates muelleri), keluarga kera yaitu bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo pygmaeus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), tupai (Callosciurus notatus, C. Prevostii), tupai besar (Ratufa affinis), beruang madu (Helarctos malayanus), dan macan pohon (Neofelis nebulosa).

Masih ada juga beberapa jenis burung cantik seperti bekakak (Halcyon capensis), enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkong (Buceros rhinoceros), elang kepala putih (Haliastur Indus), dan burung raja udang (Alcedo meninting).

Waktu terbaik untuk mengunjungi TNDS ialah pada Juni hingga Oktober. Namun, tantangan paling besar untuk bisa menyaksikan semua itu adalah perjalanan menuju kawasan Danau Sentarum.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com