Dikisahkan, kedua sahabat tersebut melakukan perjalanan menyebarkan agama Islam dengan terpisah. Mereka berjanji bertemu di pantai yang terkenal indahnya. Syekh Maulana sampai lebih dulu di pantai tersebut dan dengan setia ia menanti sahabatnya.
Akhirnya mereka pun bertemu dan melanjutkan perjalanannya masing-masing. Syekh Maulana dikisahkan kembali ke negeri Jazirah Arab, dan Syekh Subakir ke Gunung Tidar Magelang.
“Inilah Pantai Menganti. Kalau dulu setia menanti sahabat, sekarang setia menanti kunjungan para wisatawan,” terang Basir.
Beragam Wisata
Basir mengatakan, selain pantai yang eksotis, Menganti memiliki terumbu karang, air terjun, dan goa di bibir yang tak kalah indahnya. Goa ini rutin dikunjungi peziarah di hari-hari tertentu karena konon petilasan dari Maulana Malik Ibrahim.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, pihaknya tak hanya menawarkan keindahan alam. Namun ia menawarkan pertunjukan seni dan budaya setempat. Seperti kuda lumping, sholawatan Jawa, wayang calung, ketoprak, dan lainnya.
Saat ini, pengunjung sudah berdatangan mulai dari Jakarta, Bandung, hingga di luar Pulau Jawa. Bagi keluarga yang ingin merasakan cottage, ia menyediakannya.
Namun bagi yang ingin hidup dengan alam, Basir menyediakan areal luas untuk camping. “Kapasitasnya luas, bisa buat ratusan,” ungkapnya.
Bagi yang ingin mengeksplor Pantai Menganti disarankan memiliki fisik yang kuat. Karena infrastruktur jalannya cukup menantang sehingga dibutuhkan fisik yang prima. Misalnya untuk menuju air terjun di Desa Karang Duwur, pengunjung harus berjalan kaki cukup jauh.
Namun lelahnya perjalanan dijamin akan sirna setelah sampai di air terjun tersebut. “Di air terjun ini wajib mandi, agar pulangnya terasa ringan karena badannya dingin. Dan bagi yang beruntung, saat mandi tersebut, akan menemukan pelangi di dalam air terjun,” ungkapnya.
Pengembangan Desa Wisata
Basir mengungkapkan, pihaknya terus mengembangkan desa wisata miliknya. Salah satunya bekerja sama dengan PSDI (Pusat Studi Desa Indonesia). Ketua PSDI Edi Sabara mengaku sangat konsen mengembangkan desa-desa wisata di Indonesia.
“Kita bersama-sama membantu masyarakat untuk bisa mengelola desa wisata secara baik, agar masyarakat tidak lagi hanya menjadi penonton. Tapi menjadi pemilik dan pelaku usaha pariwisata di daerahnya sendiri,” kata Edi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.