Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Asing Pun Tertarik Membatik di Mabesikan Festival

Kompas.com - 23/10/2016, 22:02 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

4. Setelah sketsa selesai dibuat di atas kain dilanjutkan menggambar sketsa dengan malam atau lilin. Malam atau lilin dipanaskan dengan api yang konsisten sehingga malam tidak terbakar.

5. Setelah malam dipanaskan, lalu menggambar dengan malam menggunakan canting. Malam digunakan untuk menutup bagian kain yang tidak ingin diwarnai.

6. Proses pewarnaan dilakukan terhadap warna yang paling muda, lalu dilanjutkan ke warna yang lebih tua. Pewarnaan dilakukan dengan mencelupkan kain ke dalam warna yang sudah dilarutkan ke air (natural) atau ke HCl (pewarna sintetis).

7. Untuk proses menjemuran kain batik dilakukan setelah proses pewarnaan. Penjemuran bisa dilakukan beberapa kali tergantung dari beberapa warna yang dibuat.

8. Setelah proses pewarnaan selesai dan mendapatkan warna yang diinginkan, selanjutnya adalah proses "ngelorot" atau penghilangan malam (lilin) pada kain dengan mencelupkan kain ke air mendidih dan menuangkan soda api untuk membantu proses menghilangkan malam (lilin).

Sebagai seniman batik, Giyanto menegaskan bahwa warisan leluhur ini harus tetap dilestarikan, terutama bagi generasi muda. "Batik adalah kebanggaan bangsa Indonesia dan dunia sudah mengakuinya," tambah Giyanto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com