Dia bertekad bekerja apa saja untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Orangtuanya hanya berjualan kue, yang jelas tidak cukup untuk membiayai sekolah mereka. Rudy anak kedua dari tujuh bersaudara.
Rudy yang tidak memiliki kerabat di Samarinda tidak punya rencana. Dia sempat menggelandang di pelabuhan Samarinda sebelum ditolong seorang tentara yang mengajaknya ke Kota Balikpapan. Rudy lantas bekerja di gedung bioskop, tetapi hanya tiga hari.
Rudy bertemu seorang kawan yang mengajaknya ke Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, untuk bekerja sebagai tukang bangunan. Tawaran itu diterima. Rudy pun bersimbah peluh mendirikan bangunan di kompleks sebuah perusahaan migas di kawasan itu.
Tak disangka, pekerjaannya itu mengantarkan Rudy menjadi karyawan perusahaan tersebut. Ia bertugas sebagai pesuruh kantor. Karena kerap bersinggungan dengan pekerja-pekerja asing, Rudy mencoba berbahasa Inggris.
Lalu, suatu ketika, perusahaan itu membuka pendaftaran karyawan. Rudy mendaftar dan lolos. Pada 1982, ia diangkat sebagai karyawan tetap. Kariernya naik hingga menduduki posisi sekretaris manajer.
Namun, tahun 2000, seiring kebijakan efisiensi karyawan, Rudy ”terpangkas”. Ia mulai berpikir berwirausaha. Kini, restoran Dandito menunjukkan keberhasilan Rudy sebagai wirausaha. Sejumlah penghargaan yang dipajang di restorannya menjadi bukti.
”Saya lebih suka dikomplain daripada dipuji,” katanya, berbagi resepnya untuk terus maju.
Di balik kesuksesan Dandito, Rudy menyebut prinsipnya adalah 267. Dalam tangga nada, 267 dibaca ”re-la-si”. Ada banyak teman dan relasi yang mewarnai perjalanannya yang jatuh dan bangun. Sampai sekarang, prinsip 267 itu tetap dipegang erat karena tetap relevan.
Suami dari Yuli Setiwati dan ayah dua anak, Gifta dan Dandi, yang menginspirasi nama Dandito, ini yakin, segala hal akan berjalan baik jika hubungan baik dengan orang lain juga terjalin baik. Atas dasar itu pula, Rudy lebih suka dikomplain daripada dipuji. Sebab, pujian bisa membuat terlena. (Lukas Adi Prasetya)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 November 2016, di halaman 19 dengan judul "Sukses dengan Kepiting".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.