YOGYAKARTA, KOMPAS — Kurang dari sebulan setelah diresmikan, sejumlah fasilitas umum di trotoar sisi timur kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, rusak.
Selain karena persoalan teknis yang berkait dengan kualitas fasilitas umum itu, kerusakan juga terjadi karena perilaku sejumlah pihak yang beraktivitas di Malioboro.
Berdasarkan pantauan Kompas, Kamis (12/1/2017), kerusakan antara lain terjadi pada penanda di jalur khusus untuk warga tunanetra dan tiang pembatas yang berfungsi mencegah kendaraan masuk ke trotoar.
Sedikitnya empat lempeng penanda untuk tunanetra hilang dari jalur yang telah disediakan. Sedikitnya 14 tiang pembatas juga rusak.
(BACA: Bersama Merawat Malioboro)
Pelaksana penataan tahap pertama kawasan Malioboro, Eri Purnomo, mengakui adanya sejumlah kerusakan. Menurut dia, sejumlah lempeng penanda di jalur khusus untuk tunanetra copot karena masalah teknis, misalnya sekrup kurang kencang.
Lalu, ada sejumlah lempeng penanda yang bentuknya tidak sempurna sehingga mudah copot saat terinjak warga.
”Penanda itu memang hand made (buatan tangan). Penanda itu mudah copot ketika terinjak-injak,” kata Eri. Pihaknya segera mengganti sejumlah penanda yang hilang tersebut.
Menurut Eri, beberapa tiang pembatas di trotoar sisi timur Malioboro juga rusak. Kerusakan antara lain berupa terkelupas atau tergoresnya lapisan aluminium di tiang itu.
”Kerusakan terjadi karena adanya benturan dengan gerobak milik pedagang yang berjualan di Malioboro. Gerobak pedagang dipaksa lewat di antara pembatas, padahal ruang tidak cukup,” ujarnya.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.