Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdiri sejak 1898, Ini Sejarah Kelenteng di Siak

Kompas.com - 30/01/2017, 17:12 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

SIAK, KOMPAS.com - Alkisah pada zaman Sultan Syarif Kasim II memerintah Kesultanan Siak Sri Indrapura, ia mengundang masyarakat asal China untuk bermukim di Siak.

Sultan mengundang masyarakat China dengan tujuan mengajarkan masyarakat Siak cara berdagang. Sebagai apresiasinya, Sultan kemudian mengizinkan para pendatang China untuk mendirikan sebuah bangunan untuk beribadah sesuai kepercayaan mereka.

Itulah kisah yang diceritakan oleh Sukri, pemandu di Istana Siak Sri Indrapura di Siak, Riau. Sukri lantas mengatakan jika sampai saat ini bangunan beribadah masyarakat China tersebut masih berdiri di Siak. Bangunan tersebut adalah kelenteng Hock Siu Kong.

(BACA: Sosok Raja Siak yang Buat Ratu Wilhemina Jatuh Cinta)

Saat KompasTravel berkunjung ke kelenteng Hock Siu Kong, Kamis (19/1/2017) di sela acara familiarization trip Pesonna Hotel Pekanbaru, cerita Sukri mirip dengan cerita penjaga kelenteng.

"Ini kelenteng berdiri tahun 1898. Itu ada tulisan tahun di bawah patung singa," kata penjaga kelenteng.

Ia mengatakan yang mendesain kelenteng adalah orang yang sama mendesain Istana Siak Sri Inderapura.

Kelenteng Hock Siu Kong di Siak, Riau.
Hampir sama dengan cerita penjaga kelenteng, Sukri sebelumnya juga bercerita jika Sultan Syarif Kasim II memiliki orang China kepercayaan untuk mengatur desain istananya yang mulai dibangun tahun 1889 dan selesai dibangun sembilan tahun kemudian, yakni 1898.

Tahun selesai dibangun Istana Siak Sri Indrapura adalah tahun dimulai pembangunan kelenteng Hock Siu Kong.

Berusia 119 tahun, kelenteng Hock Siu Kong ini berada dalam kondisi sangat baik. "Ini semua bangunan asli, cuma ditambahkan sayap bagian kanan dan kirinya saja," kata penjaga kelenteng.

Dari meja altar, patung, sampai papan nama kelenteng memang tampak telah berumur. Namun, terawat dengan sangat baik. Ukiran pintu dan dinding yang terlihat rumit memperlihatkan jika kelenteng ini dibuat oleh orang yang memiliki keahlian tinggi.

Sebagaimana kelenteng lainnya, warna merah mendominasi dengan ukiran naga di atap, serta lukisan para dewa di dinding halaman kelenteng.

Sampai saat ini kelenteng Hock Siu Kong masih menjadi tempat ibadah masyarakat keturunan China di Siak.

Pemukiman amsyarakat keturunan China di Siak.
Tak jauh dari kelenteng Hock Siu Kong, sekitar 20 meter tedapat permukiman masyarakat keturunan China.

Permukimannya merupakan ruko yang terbuat dari kayu dengan cat warna merah seragam. Dari penampakannya, bangunan ruko terlihat sama tua dengan kelenteng. Uniknya, semua papan nama ruko di permukiman ini menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Arab.  

Ada lampion warna merah menggantung di sepanjang ruko yang terletak di Jalan Kedondong. Wangi kue yang sedang dipanggang menyeruak dari salah satu ruko.

Di ruko lain tampak ada tiga orang yang sedang memilin adonan kue nastar. Masyarakat keturunan China ini telah menyatu dengan Siak. Namun, masih ada tradisi yang dibawa dari negeri seberang, tradisi perayaan Tahun Baru Imlek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com