SAMARINDA, KOMPAS.com - Bandara Internasional Juwata Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), dipastikan akan membuka rute penerbangan Tarakan-Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Rute ke Pulau Maratua diyakini akan menambah omzet dari sektor wisata.
Tidak hanya Maratua, rute tersebut juga mempermudah akses menuju pulau-pulau wisata lainnya seperti Derawan dan Sangalaki. Pulau-pulau ini masuk dalam Kepulauan Derawan, Kabupaten Derawan. Kepala Bandara Internasional Juwata Tarakan, Hemi Pramuharjo, alasan utama membuka jalur perintis dari Bandara Juwata Tarakan menuju Maratua adalah untuk meningkatkan potensi wisatawan.
Apalagi Pulau Maratua merupakan salah satu destinasi wisata internasional dan kerap dikunjungi wisatawan mancanegara dari berbagai negara di dunia.
“Alasan membuka rute dari dan ke Maratua adalah dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Maratua. Mempermudah akses wisatawan menuju pulau tersebut,” kata Hemi, Selasa (7/2/2017).
Selain itu, kata dia, rute Tarakan-Maratua juga berpotensi membuka jalur obyek wisata lain yang ada di Kaltim-Kaltara.
“Tidak hanya Maratua, rute tersebut sekaligus juga untuk mengembangkan dan melancarkan konektivitas ke daerah-daerah tujuan wisata lainnya,” imbuhnya.
Menjadi salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di laut Sulawesi, Maratua menyimpan keindahan sekaligus kekayaan wisata alam. Sebelum dilalui jalur penerbangan, untuk menuju Maratua melalui Tarakan hanya bisa dengan jalur laut menggunakan speedboat dengan waktu tempuh antara 4-5 jam.
Dengan hadirnya rute tersebut, dipastikan wisatawan tidak akan lelah dengan jarak tempuh relatif singkat. Tidak hanya wisatawan domestik yang tertarik berkunjung, tetapi juga wisatawan mancanegara.
Dengan dibukanya rute penerbangan dari Bandara Juwata Tarakan, banyak wisatawan yang akan transit di Tarakan sebelum menuju Maratua. Meski demikian, Hemi belum tahu maskapai penerbangan yang akan mendapatkan porsi penerbangan dengan rute tersebut. Sebab, pihaknya belum melakukan pelelangan.
“Untuk airlines pelaksana angkutan udara perintis, kita belum tahu. Karena belum dilakukan pelelangan,” sebutnya.
Namun, saat ini pihaknya sedang menyusun HPS (Harga Perhitungan Sendiri). “HPS ini akan kita review ke Inspektorat Jenderal Kemenhub untuk akuntabilitasnya. Setelah di-review dan dilakukan koreksi, jika ada, langsung kita lelangkan,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.