Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapore Zoo yang Ramah Anak dan Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 17/02/2017, 05:03 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

"Ya memang didesain untuk itu, sehingga para penyandang disabilitas bisa menikmati Singapore Zoo. Kursi roda kami berikan free, kami sangat concern untuk itu," terang Manager Corporate Communication WRS, Natt Haniff.

Untuk pengunjung yang memiliki bayi atau anak-anak agar tetap nyaman mengunjungi berbagai camp satwa, manajemen Singapore Zoo menyiapkan beberapa stroller atau kereta dorong di beberapa titik di area wisata.

BACA: Kafe Harry Potter Hadir di Singapura!

Bagi pengunjung yang enggan berjalan kaki menyusuri satu per satu camp satwa, pengelola Singapore Zoo menyediakan angkutan tram atau bus terbuka. Tram ini dapat menurunkan dan mengangkut penumpang pada shelter-shelter yang sudah tersedia.

Ketika lelah menghinggap, pengunjung dapat beristirahat sejenak sambil menyaksikan berbagai pertunjukkan satwa. Semua pertunjukkan di Singapore Zoo melibatkan pengunjung untuk berinteraksi dengan satwa. Sehingga pegalaman dan keunikan tersendiri akan didapatkan pengunjung saat bersentuhan langsung dengan satwa-satwa tersebut.

Jika pengunjung merasa kehausan pada saat melakukan perjalanan, pengunjung bisa meminum air langsung dari keran-keran air yang ada di sekitar tempat wisata. Tak perlu khawatir sakit perut, karena air tersebut sudah dinyatakan aman untuk dikonsumsi manusia. Jika pengunjung ingin minuman yang memiliki rasa, terdapat juga box atau tempat pembelian air minum kemasan.

Setelah melepas lelah dengan melihat beberapa pertujukan satwa, pengunjung akan dimanjakan dengan program memberi makan satwa seperti jerapah dan badak. Saat tangan masuk ke pangkal mulut terluar dua hewan itu, pengunjung akan merasakan sensasi berbeda.

Pengunjung bisa merasakan jilatan lidah Jerapah di pergelangan tangan saat memberi makan. Jerapah bernama Growwai misalnya, didatangkan langsung dari Israel beberapa tahun lalu naik pesawat terbang saat masih balita. Growwai sangat ramah terhadap pengunjung.

Selain Growwai, jerapah lain yang siap menjulurkan lidahnya untuk meminta makan ke pengunjung juga ada Luci dan Rony. Kedua jerapah yang dibawa menggunakan kapal laut dari Belanda ini juga sangat jinak terhadap pengunjung.

"Growwai jantan asal Israel dibawa menggunakan pesawat, Luci dan Rony betina asal Holand dibawa menggunakan kapal laut selama 16 hari," sebut Natt.

BACA: Katong, Destinasi Antimainstream di Singapura

Di sela-sela perjalanan, Natt menyebut jumlah pengunjung Singapore Zoo sudah mencapai 1,7 juta orang per tahun. Dalam sehari, sekitar 3.000 sampai 4.000 pengunjung di hari kerja dan 6.000 sampai 7.000 pengunjung di akhir pekan datang memadati Singapore Zoo.

Masa-masa peak season terjadi pada bulan Desember. Namun turis dari masing-masing negara mempunyai musim liburan berbeda. Turis dari India misalnya, mulai berdatangan ke Singapore Zoo pada bulan Juli. Sementara turis Jepang datang dua kali dalam setahun, sedangkan pengunjung lokal berdatangan di Juni dan Desember.

"Kebanyakan yang mengunjungi Singapore Zoo berasal dari Indonesia, India, Jepang, Korea, Australia. Sekarang ramai dari China juga," ucap Natt.

KOMPAS.COM/IWAN SUPRIYATNA Trem untuk berkeliling Singapore Zoo.

Dengan banyaknya turis yang datang, pihak Singapore Zoo tak mengabaikan kenyamanan satwa-satwanya. Menurut Direktur Konservasi & Penelitian WRS, Sonja Luz kenyamanan satwa-satwa di Singapore Zoo adalah prioritas utama.

Sonja Luz adalah dokter hewan terlatih yang memimpin timnya dalam memainkan peran utama dalam melestarikan keanekaragaman hayati di Singapura dan Asia Tenggara. Bahkan dirinya bersama Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) atau NGO (Non Government Organization) kerap melakukan penelitian terkait keberlangsungan satwa-satwa langka dan dilindungi.

"Kesehatan, kenyamanan dan keberlangsungan satwa adalah segalanya bagi seluruh tempat wisata kebun binatang di seluruh dunia," kata Sonja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com