Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammad Nurdin Razak Menduniakan Ekowisata Baluran

Kompas.com - 09/03/2017, 15:10 WIB

Setelah diberi pemahaman, Nurdin juga menawarkan insentif kepada warga sekitar. Pengojek, misalnya, ditawari tambahan uang bergantung pada jarak tempuhnya.

Tambahan uang itu diberikan asalkan pengojek bersedia menjamin bahwa ban sepeda motornya tidak gundul, penumpang disediakan helm, serta tidak mengebut saat mengantar wisatawan.

Kepada pemilik penginapan homestay di Desa Wonorejo, Nurdin mengajarkan cara melayani wisatawan dengan ramah. Di desa itu, warga juga didorong untuk melayani dan memandu wisatawan menggunakan bahasa Inggris.

”Biasanya saya yang memandu wisatawan, tetapi saya terkadang sengaja tidak datang ke Situbondo agar warga terbiasa memandu wisatawan dalam bahasa Inggris. Lambat laun, akhirnya mereka terbiasa dan bisa,” ujarnya.

Tak hanya mengedukasi pengojek dan pemilik penginapan, para pencuri sangkar burung elang juga ia ajak berdiskusi. Nurdin meminta mereka menyerahkan sangkar elang yang pernah dicuri dan mereka dibayar Rp 100.000 untuk satu sangkar itu.

Akan tetapi, dia tahu betul insentif tersebut membutuhkan waktu hingga akhirnya para pencuri sangkar elang mengerti pentingnya merawat sangkar itu demi keberlangsungan hidup burung elang.

”Harapannya, pembekalan pemahaman yang disertai insentif tersebut lama-kelamaan membuat mereka berpikir dua kali untuk mencuri lagi,” ucapnya.

Sebagai upaya mengembangkan ekowisata di Baluran, Nurdin mendirikan penginapan yang dinamakan Baloeran Ecoledge.

Selain berfungsi sebagai tempat penginapan bagi wisatawan, rumah tersebut juga dipakai sebagai tempat untuk mengedukasi penduduk sekitar.

Bahkan, keluarganya kerap dilibatkan memberikan pelatihan kepada warga.

Kuliah lapangan

Kecintaan Nurdin terhadap Taman Nasional Baluran bermula pada 2003 saat dia mengadakan kuliah lapangan di tempat itu.

Lokasinya yang mudah dijangkau mahasiswa karena terletak di pinggir jalan raya Situbondo-Banyuwangi menjadi alasan tempat tersebut dipilih menjadi tempat kuliah lapangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com