Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Rp 8 Triliun di ITB Berlin

Kompas.com - 09/03/2017, 19:40 WIB

BERLIN, KOMPAS — Indonesia mengikuti Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin di Messe, Berlin, Jerman, yang berlangsung 8-12 Maret 2017.

Melalui pameran dan bisnis pariwisata terbesar dunia tersebut, Kementerian Pariwisata menargetkan pemasukan devisa Rp 8 triliun-Rp 10 triliun.

ITB Berlin 2017 diikuti 180 negara dengan total 180.000 pengunjung.

Wartawan Kompas Albertus Hendriyo Widi dari Berlin melaporkan, Indonesia membawa 135 peserta, terdiri atas pelaku industri pariwisata nasional.

Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika, Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, Rabu (8/3/2017), di Berlin, mengatakan, tahun ini Kementerian Pariwisata menargetkan meraih devisa dari ITB Berlin Rp 8 triliun-Rp 10 triliun.

(BACA: Menpar Ajak Turis Australia Kunjungi 10 Bali Baru)

Target itu dinaikkan 20 persen dari realisasi ITB Berlin tahun lalu yakni Rp 6,5 triliun.

Devisa ini diharapkan diperoleh dari forum bisnis ke bisnis (B to B) dan bisnis ke konsumen (B to C) dalam acara itu.

Melalui kedua forum itu, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dapat meningkat dan bisa sesuai target pemerintah, sebanyak 15 juta wisatawan mancanegara pada tahun ini.

”Melalui ITB Berlin itu pula, pemerintah daerah diajak untuk mempromosikan potensi wisata daerah masing-masing. Ada sembilan pemerintah daerah yang ikut dalam rombongan sebagai peserta pameran yang aktif mencari pengunjung,” ujarnya.

(BACA: Berlibur di Eropa, Waspadai Copet)

Dalam acara tahunan tersebut, Indonesia mengambil tema ”Maritime and Cultural Diversity”.

Tujuannya adalah mengenalkan potensi maritim, kesenian, budaya, keberagaman, dan keramahtamahan dari masyarakat Indonesia, khususnya dalam menyambut pengunjung.

Kapal pinisi

Untuk menggambarkan tema itu, paviliun Indonesia di ITB 2017 mengusung ikon kapal pinisi, rumah tradisional Waerebo, dan alam maritim Raja Ampat.

Dalam kesempatan itu pula, Indonesia menghadirkan mixologist bar, virtual reality, spa, kopi nusantara, seni lukis tangan henna, dan tarian budaya.

Nia mengemukakan, dalam acara itu Indonesia tidak hanya mengincar pasar Eropa, tetapi daerah-daerah di sekitarnya terutama Timur Tengah, dan Eropa Timur.

Kebanyakan wisatawan dari negara-negara tersebut menghasilkan devisa bagi negara cukup besar karena lama waktu tinggal di Indonesia.

”Kami juga mengangkat dan mempromosikan tujuan-tujuan wisata yang terdapat di Indonesia bagian timur, mulai dari Flores, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” ujarnya.

Pada hari pertama ITB Berlin 2017, sebanyak 135 pelaku industri wisata melakukan transaksi B to B dengan pelaku bisnis pariwisata sejumlah negara.

Hal itu akan berlangsung hingga dua hari ke depan, kemudian dilanjutkan dengan transaksi B to C.

15 persen

Duta Besar Indonesia untuk Jerman Fauzi Bowo mengemukakan, jumlah wisatawan Eropa ke Indonesia masih minim.

Kontribusinya baru sekitar 15 persen dari total 12 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada tahun lalu.

”Wisatawan Jerman yang berkunjung ke Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2015, wisatawan Jerman yang datang ke Indonesia berjumlah 130.000 orang, pada tahun lalu meningkat menjadi 230.000,” katanya.

Sebelumnya pada tahun 2016, stan Indonesia di ITB Berlin 2016, berhasil meraih juara pertama untuk kawasan Asia, Australia, dan Oseania. Peringkat kedua dan ketiga untuk kawasan itu direbut Korea Selatan dan India.

Pada 2015, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 10 juta orang. Sementara jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada 2016 mencapai 12,023 juta orang.

Seharusnya, jumlah wisatawan mancanegara pada 2016 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hanya 11,519 juta orang. Namun, ada tambahan data dengan menghitung roaming telepon seluler dari Januari-September 2016 sebanyak 504.696 wisman.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Maret 2017, di halaman 19 dengan judul "Target Rp 8 Triliun di Berlin".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com