Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kita Harus Melindungi Penyu?

Kompas.com - 25/04/2017, 17:38 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyu adalah salah satu hewan laut yang terancam punah. Padahal, Indonesia memiliki enam dari tujuh spesies penyu di dunia.

Hal itu diungkapkan Coral Reef Conservation Specialist dari The Nature Conservancy (TNC) Indonesia, Rizya Ardiwijaya saat konferensi pers #PuyoPeduliPenyu di One Fifteen Coffee, Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa (25/4/2017).

Puyo Silky Dessert bekerja sama dengan TNC Indonesia untuk mendonasikan Rp 5.000 untuk setiap pembelian satu Puyo Silky Melon. Kampanye ini berlangsung hingga 1,5 bulan ke depan. 

(BACA: Beli Silky Pudding, Bisa Selamatkan Penyu)

Rizya menuturkan, enam spesies penyu yang bisa ditemui di Indonesia dalah penyu sisik, penyu hijau, penyu lekang, penyu tempayan, penyu belimbing, dan penyu pipih.

"Penyu belimbing adalah spesies paling besar. Penyu sisik dan penyu hijau statusnya sekarang adalah critically endangered," paparnya.

Rizya kemudian memaparkan beberapa alasan mengapa warga dan wisatawan harus melindungi penyu.

"Penyu adalah aspek penting dalam sistem rantai makanan di lautan. Sulit bagi penyu untuk berkembangbiak. Risiko usai penyu menetas pun selalu mengintai hingga beberapa tahun ke depan," tuturnya. 

(BACA: Memacu Adrenalin Menuju Surga-nya Penyu di Banyuwangi)

Jumlah penyu yang kian lama kian sedikit tentu menimbulkan kekhawatiran. Apalagi status keberadaan penyu di Indonesia kini terbagi menjadi tiga yakni critically endangered, endangered, dan vulnerable.

"Efeknya baru akan terlihat 30-50 tahun ke depan," tambah Rizya.

Ada beberapa ancaman terbesar bagi eksistensi penyu. Pertama adalah faktor perikanan, yakni ketika penyu masuk dalam jaring penangkap ikan. Kedua adalah eksploitasi baik industrial maupun tradisional.

"Ketiga adalah eksploitasi penyu dan telur penyu di pantai. Ancaman ini biasanya berasal dari manusia itu sendiri," tambah dia.

(BACA: Festival Pesisir Paloh, Ajang Mengikat Komitmen Perlindungan Penyu)

Ancaman keempat adalah adanya kerajinan berbahan dasar karapas alias tempurung penyu, yang sampai saat ini masih banyak ditemukan. Kelima adalah konsumsi manusia dan terbelit sampah plastik

"Mungkin kita sering lihat di sosial media, ada penyu terbelit sampah plastik atau makan kantong kresek. Ancaman terakhir adalah pembangunan hotel, resor, pemukiman, dan lain-lain yang mengancam habitat penyu di pinggir pantai," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com