Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mi Ongklok Menembus Batas Negara

Kompas.com - 27/04/2017, 09:47 WIB

Waluyo mengatakan, keriuhan pengunjung yang datang tersebut, sering kali menimbulkan ”persoalan” tersendiri. Selain karena keterbatasan tempat bagi pengunjung yang makan di tempat, dia pun harus bijak meminta agar konsumen yang ingin membawa pulang mi ongklok, untuk bersabar.

”Karena begitu banyaknya pengunjung yang datang, maka pada akhir pekan, biasanya kami membagikan nomor antrean,” ujarnya.

Pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu tersebut, nomor antrean yang dibagikan bisa mencapai hingga nomor urut 200. Hal ini membuat antrean panjang pembeli hingga di tepi jalan di luar warung.

Rasa orisinal yang sangat lokal ini terekam erat dalam ”memori” indra pengecap dan pikiran sehingga kemudian membuat sebagian orang kangen untuk mencicipinya kembali.

Hal inilah yang kemudian membuat salah seorang pelanggan, warga Wonosobo, yang saat ini sudah tinggal di Belanda, bersikeras meminta agar mi ongklok buatan Waluyo dikirim ke tempat domisilinya saat ini.

Waluyo pun memenuhi keinginan ”nekat” tersebut. Biasanya, mi bersama sayuran langsung dikirim dalam kondisi mentah, untuk selanjutnya dimasak sendiri di di Belanda. Namun, untuk kuah, dia harus memberikan perlakuan khusus.

”Kuah kental yang sudah masak biasanya harus terlebih dahulu dimasukkan dalam freezer, kemudian saya kirim dalam kondisi beku ke Belanda,” ujarnya.

Kerinduan akan kesederhanaan rasa ini jugalah yang menarik Iman (43), warga Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, untuk datang dan singgah ke warung mi ongklok Longkrang. Sekalipun ada banyak pilihan warung, pilihan untuk menikmati mi ongklok selalu jatuh di warung ini.

Mi ongklok Longkrang langganan saya sejak kecil. Menurut saya, racikan bumbu-bumbunya paling pas di lidah,” ujarnya.

Dalam perjalanannya membuka usaha, Waluyo mengatakan, mi ongklok Longkrang telah mampir, di lidah dari jutaan pelanggan, dari beragam kalangan, berbagai profesi, suku, etnis, dan lintas kewarganegaraan.

Berderet sejumlah nama dari tokoh, pesohor, dan pejabat telah singgah di warung ini, mulai dari para pelawak di masa lampau yang kini semuanya telah almarhum yaitu Ateng, Iskak, dan Bagyo, almarhum, Menteri Sekretaris Negara pada era Soeharto, Moerdiono, hingga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com